Ketika Banyuwangi Punya Bandara dan Penerbangan Komersial
Makan Korban Dua Bupati, Terealisasi di Tukang Jahit
Kamis, 30 Desember 2010 – 08:23 WIB
Pesawat carteran itu saat ini masih mematok tarif relatif murah. Tiket satu penumpang Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya hanya Rp 700 ribu. Sementara itu, rute Banyuwangi-Denpasar dan sebaliknya hanya Rp 400 ribu. "Mudah-mudahan penerbangan ini menjadi alternatif alat transportasi yang diinginkan masyarakat," harap Krisman.
Pembukaan rute penerbangan Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, membutuhkan waktu yang cukup panjang. Bahkan, pembangunan bandara tersebut telah mengantarkan dua mantan bupati Banyuwangi dan lima pejabat teras pemerintah daerah berurusan dengan hukum. Peletakan batu pertama pembangunan Bandara Blimbingsari dilakukan Wakil Presiden Hamzah Haz pada 2003. Pembangunan itu tidak berjalan mulus karena beberapa kendala.
Pada era Bupati Samsul Hadi, bandara tersebut sudah beberapa kali akan dioperasikan. Namun, rencana itu selalu gagal karena tidak ada operator yang sanggup membuka rute penerbangan. Pada era Bupati Ratna Ani Lestari juga direncanakan beberapa kali penerbangan komersial. Namun, rencana tersebut juga selalu gagal dengan alasan yang sama, tidak ada perusahaan penerbangan yang sanggup. Ratna hanya berhasil mengoperasikan pesawat latih siswa Bali International Flying Academy (BIFA).
Selama beberapa bulan, bandara yang dibangun dari dana patungan Pemkab Banyuwangi dan APBD Jatim itu digunakan untuk latihan penerbangan. Baru pada era kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas bandara tersebut bisa dibuka untuk penerbangan komersial. Itu terjadi setelah Anas sukses bernegosiasi dengan perusahaan penerbangan PT Sky Aviation. Harapan dan impian masyarakat Banyuwangi untuk memiliki bandara udara pun akhirnya terwujud.
Banyuwangi mencatat sejarah baru. Mulai kemarin (29/12), Bandar Udara Blimbingsari bisa melayani penerbangan komersial Surabaya-Banyuwangi dan Banyuwangi-Denpasar.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor