Ketika Nikotin Diperebutkan Bagai Emas

Ketika Nikotin Diperebutkan Bagai Emas
Ketika Nikotin Diperebutkan Bagai Emas
Para ahli farmakologi dan ilmuwan lain, yang telah meneliti efek fisiologis nikotin  sejak tahun 1950-an, mulai menemukan bahwa nikotin memiliki nabfaat terapi yang signifikan, baik sebagai sarana bantu menghentikan merokok, maupun sebagai obat menyembuhkan penyakit. Dan ternyata, industri farmasi sudah sekian lama mengendus keuntungan potensial dari pengembangan  obat menghentikan kebiasaan merokok itu. Pada tahun 1962, para ilmuwan dari Pharmacia mulai

merancang sarana nikotin. Kemudian pada tahun 1972 mereka telah menyempurnakan permen karet yang  mengandung nikotin, yang kemudian dipasarkan oleh SmithKleine Beecham dengan mereka dagang  Nicorette.

Seiring dengan kian gencarnya gerakan anti tembakau, perusahaan-perusahaan farmasi pun mulai melirik  pasar potensial untuk menghentikan kebiasaan merokok. Ketika peneliti Red Jose mengembangkan koyok  nikotin transdermal pada tahun 1980-an, industri farmasi segera memperkenalkan ke pasaran.

Tentu saja bukan hanya penghenti merokok berupa sistem pengantar nikotin alternatif yang menarik  minat perusahaan banyak perusahaan obat, tetapi juga sejumlah besar sarana farmakologis lain.  "Pertumbuhan minat yang dalam bidang nikotin. Karena terjadi ledakan virtual berupa temuan-temuan  baru dalam bidang nikotin," kata Red Jose, pengembang koyok nikotin transdermal itu.

Dal temuan riset paling maju menunjukkan, bahwa nikotin memiliki kans besar untuk kebutuhan medis ke  depan. Misalnya, nikotin merangsan pemulihan otak menurut riset Brown RW dan kawan-kawan. Hasil penelitian mengejutkan, nikotin justru menghasilkan pembuluh darah baru di urat nadi yang tersumbat,

Dalam takaran tertentu, Nikotin bisa digunakan sebagai pestisida. Namun, Nikotin juga bisa menjembuhkan penyakit, menyamankan tubuh dan jiwa manusia.Bangsa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News