Ketika Pekerja Lajang Jalani Kehidupan di Tengah Pandemi COVID-19

Ketika Pekerja Lajang Jalani Kehidupan di Tengah Pandemi COVID-19
Ilustrasi hidup di apartemen. Foto: dokumen pribadi untuk jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah pandemi COVID-19, banyak orang memilih menghabiskan waktu di dalam rumah atau indekos. Hal itu untuk membantu memutus rantai persebaran virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut.

Para pekerja didorong untuk bekerja dari rumah, meskipun beberapa di antaranya masih diharuskan bekerja di luar rumah mereka.

Berdasarkan data Pemerintah DKI Jakarta, dari keseluruhan pekerja berusia dewasa yang berdomisili di Jakarta, dua juta di antaranya masih berstatus sebagai lajang.

Dalam masa awal karantina, ada persoalan baru yang bakal muncul saat pekerja lajang melakukan isolasi sosial. Salah satunya kebosanan dalam kamar indekos.

Masalah pokok semasa hidup sendiri adalah ketersediaan dari satu kebutuhan: makanan. Memesan secara take-out mungkin bukan ide yang baik secara finansial, jadi, apa yang dapat Anda lakukan sebagai milenial lajang yang hidup sendirian?

Untuk beberapa orang yang tinggal sendirian di apartemen, memasak sendiri merupakan opsi yang pertama; terjangkau dan aman karena dilakukan di ruang Anda sendiri.

Namun bagi mereka yang tinggal di indekos, memasak di dapur umum, apalagi dengan makanan yang disimpan di dalam kulkas bersama dengan makanan penghuni-penghuni lainnya bisa jadi mengkhawatirkan.

Sementara itu, mendapatkan makanan dari toko di jalan atau rumah makan pun terasa semakin tidak aman di masa-masa seperti ini. Di luar itu, terdapat pula pilihan untuk mempelajari cara membuat makanan mudah saji yang disiapkan dengan penanak nasi di ruang indekos, tapi pilihan tersebut bukan yang paling ideal.

Di tengah pandemi COVID-19, banyak orang memilih menghabiskan waktu di dalam rumah atau indekos. Hal itu untuk membantu memutus rantai persebaran virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News