Ketika Rindu Pacar, Anak, Istri, Para Tentara Itu Mendekat ke Jendela Cinta
Maksudnya, empat buah jendela di Pos Oelbinose tempat sinyal telepon bisa ditangkap. ”Warga yang tak punya HP (handphone) biasanya pinjam punya anggota untuk teleponan. Jadi, tiap malam kami duduk ramai-ramai dengan masyarakat,” kata Teni sembari menunjuk ke arah keempat jendela.
Tentu yang memanfaatkan Jendela Cinta itu juga termasuk para tentara perbatasan yang mayoritas berasal dari Jawa tersebut.
”Kami menyebutnya Jendela Cinta karena di ujung telepon ada ungkapan cinta dan rindu yang kami sampaikan buat pacar, istri, dan anak serta keluarga besar yang kami tinggalkan di Pulau Jawa. Selain komunikasi dengan keluarga, setiap saat kami harus berkomunikasi dengan komando atas,” terang pria asal Tasikmalaya itu.
Kampung yang masuk wilayah Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, tersebut sejatinya hanya berjarak sekitar 45 kilometer dari Kefamenanu, ibu kota TTU. Di Jawa, pada umumnya, jarak sedemikian mungkin hanya sepelemparan batu. Bisa ditempuh dalam sekitar 45 menit perjalanan darat.
Di NTT, yang infrastrukturnya minim, mungkin juga masih sepelemparan batu. Hanya, yang melempar batunya Hercules, manusia setengah dewa nan perkasa dalam mitologi Yunani itu. Jadilah butuh minimal dua jam untuk bisa melewati jarak 45 kilometer tersebut.
Jalan mulus dari Kefamenanu hanya sampai Kelurahan Eban, ibu kota Kecamatan Miomaffo Barat. Sisa 15 km dari Eban menuju Oelbinose adalah ujian kesabaran. Apalagi kalau pas musim hujan.
Untung, kesulitan itu terbayar keindahan alam menuju Oelbinose. Udaranya sejuk karena berdekatan dengan Gunung Mutis. Rerumputan di sepanjang jalan tumbuh hijau, sesuatu yang tak banyak dijumpai di NTT yang dikenal sebagai kawasan kering. Berbagai jenis ternak piaraan masyarakat setempat seperti kuda, sapi, dan kambing berkeliaran secara berkelompok di padang rumput. Kehadiran ternak-ternak itu semakin mempercantik lanskap.
Nah, selain lewat Jendela Cinta, rindu dan cinta dari Oelbinose bisa diuarkan dari sebuah bukit. Letaknya sekitar 1 kilometer sebelum pos perbatasan tadi. Itu jika menempuh perjalanan dari arah Kefamenanu.
YANG mereka masuki adalah pos tentara perbatasan. Tapi, tak sedikit pun tergambar ketakutan di raut sekelompok anak itu. Mereka melangkah ringan,
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor