Ketika Sampah Membanjiri Kota Mataram

Usaha Warga Terganggu, Kerja Harus Pakai Masker

Ketika Sampah Membanjiri Kota Mataram
Tumpukan sampah di belakang Mataram Mall, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). FOTO: Lombok Pos/JPNN.com

Menurutnya, lokasi tersebut tidak pantas dijadikan tempat pembuangan sampah. Apalagi posisinya di jalan besar, ada hotel berbintang dan mal. Mestinya lokasi itu bebas dari sampah.

Tidak hanya pedagang. Tumpukan sampah juga mengganggu aktivitas para pegawai di Dinas Kebersihan. Truk-truk berisi sampah yang diparkir di halaman kantor mengelurkan bau tidak sedap sehingga mereka terpaksa menggunakan masker, ada juga yang menutup hidung dengan jilbab.

Dina, salah seorang pegawai mengaku bau sampah yang sudah membusuk membuat mereka tidak nyaman bekerja. Meski demikian mau tidak mau mereka harus berusaha menahan rasa jijik saat bekerja.

Budi, salah satu staf Dinas Kebersihan juga mengatakan, hampir seluruh ruangan di kantor tersebut dipenuhi aroma busuk sampah. Hal tersebut mengganggu konsentrasinya. Akibatnya, beberapa pekerjaan menjadi tersendat.

“Baunya membuat konsentrasi terganggu. Saya jadi tidak bisa bekerja dengan baik. Tiga hari lagi seperti ini, Mataram bakal jadi lautan sampah," seperti dilansir Harian Lombok Pos (Grup JPNN.com).

Terpisah, Junaidi, salah seorang pengusaha travel agent juga mengeluhkan tumpukan sampah yang belum diangkut. Menurutnya, banyak masyarakat sekitar kantornya yang mengeluh. Terlebih lagi calon penumpang yang akan menggunakan jasa angkutannya.

“Saya tidak bisa mengeluh sebab kita tidak tahu apa permasalahan masyarakat hingga menutup TPA tersebut. Biasanya jam delapan lewat sudah terangkut. Namun beberapa hari ini tidak diangkut-angkut,” tuturnya.

Ia berharap masalah tersebut dapat diatasi secepatnya. Tidak dibiarkan terbengkalai sebab banyak tamu yang berkunjung. Terutama tamu dari luar daerah. Ia tidak ingin timbul anggapan miring terhadap Kota Mataram. Terlebih lagi, Mataram sedang menggencarkan promosi wisata.

Tumpukan sampah bikin resah. Namun warga tidak bisa menghindar. Mereka harus rela menghirup udara bercampur bau sampah.  SIRTU-FERIAL, Mataram

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News