Ketua Gerindra Ungkap Upaya Menjegal Safari Sandi di Sumut

Ketua Gerindra Ungkap Upaya Menjegal Safari Sandi di Sumut
Gus Irawan Pasaribu. Foto: dok.JPNN.com

Problem yang paling sulit itu menurut Gus, terjadi di Kisaran (Asahan). Di sana mereka akhirnya yang bisa digunakan adalah halaman Masjid Aljihad sebagai masjid masyarakat. Itu pun sudah empat kali berpindah.

Ceritanya dimulai ketika masjid raya Kisaran tidak diberi izin pemerintah setempat. Kemudian diarahkan ke gedung serba guna. Gedung itu pun dibayar dan tentu sudah dapat izin. Tapi besoknya dibatalkan sepihak lagi karena menurut mereka gedung mau dipakai. Hal itu menurut Gus di luar logika. Bagaimana bisa gedung yang sudah dibayar kemudian dibatalkan sepihak.

Lalu panitia lokal diarahkan menggunakan lapangan Hoki. Besoknya dilaporkan lagi ternyata tidak dikasi izin. Akhirnya, Gus meminta panitia mencari halaman masjid yang luas yang bisa digunakan. Akhirnya yang bisa dipakai adalah Masjid Aljihad.

Bahkan, hambatan lain yang sempat mengadang adalah penolakan. Itu terjadi waktu di Kisaran, ada beberapa orang memegang spanduk penolakan kedatangan Sandiaga Uno. Namun mereka dirangkul oleh Cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto itu.

Gus Irawan menambahkan, hasil penelusuran tim soal kenala izin lokasi, ditemukan bahwa sebenarya bukan Pemda yang tidak memberi izin, namun ada tekanan dari aparat. Hanya saja dia tidak memerinci aparat dimaksud.

"Mereka ditekan oleh aparat serta pihak yang tidak ingin Sandiaga Uno berkunjung ke Sumut. Aneh juga sebenarnya jika masjid tidak bisa dipakai untuk Tabligh Akbar. Faktanya di setiap masjid yang kami kunjungi Sandiaga tidak berpidato apalagi kampanye," tambahnya.(fat/jpnn)


Ketua DPD Gerindra Sumatra Utara Gus Irawan Pasaribu mengungkap cerita soal banyaknya tantangan dalam mengawal safari Sandiaga Uno di Sumut


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News