Ketua Gerindra Ungkap Upaya Menjegal Safari Sandi di Sumut

Ketua Gerindra Ungkap Upaya Menjegal Safari Sandi di Sumut
Gus Irawan Pasaribu. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD Gerindra Sumatra Utara Gus Irawan Pasaribu mengungkap cerita soal banyaknya tantangan dalam mengawal Safari Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Sandiaga Salahudin Uno di daerahnya pada 10-11 Desember lalu.

Namun dalam catatannya yang disampaikan kepada JPNN, Jumat (28/12), Gus Irawan yang juga ketua komisi VII DPR merasa lelah dan kerja keras semua tim Safari Maulid itu terbayar karena sambutan masyarakat sangat luar biasa.

Hal itu tergambar dari sambutan warga di daerah yang dikunjungi Sandiaga, meliputi Tapanuli Tengah, Purba Baru (Mandailing Natal), Padangsidimpuan, Gunung Tua Padang Lawas Utara, Kota Pinang, Rantau Prapat, Aek Kanopan, hingga Kisaran.

"Lelah itu punah usai melihat antusiasme massa termasuk dari generasi milenial dan emak-emak di semua lokasi. Tidak ada satu pun tempat yang tak menunjukkan antusiasme. Itu menandakan semangat ingin perubahan sudah menjalar sampai ke pelosok," kata Gus Irawan.

Diakuinya membawa Sandiaga Uno keliling Sumatera Utara bukanlah hal mudah. Dari awal dia sudah tahu ini akan banyak tantangan dan kendala. Ada banyak hambatan dan rintangan. Sebab Sandiaga tentu identik dengan lawan petahana (penguasa) dalam Pilpres 2019 mendatang.

Walaupun sebenarnya kegiatan Safari Maulid ini tak membawa ikon politik apa pun dan tanpa atribut partai, semua pihak pasti menuding agenda itu menjadi bagian kampanye.

"Dari awal sebenarnya hambatan untuk membawa Sandiaga Uno keliling sudah muncul. Banyak sekali laporan yang masuk ke saya sebagai penanggung jawab kegiatan, sebab dihambat sana sini. Padahal sebenarnya ini safari maulid kegiatan keagamaan sekaligus dalam momentum bulan Maulid," jelasnya.

Di antara hambatan yang ditemui adalah soal izin lokasi. Dari awal Gus Irawan ingin semua acara tabligh akbar dalam safari maulid itu dilakukan di dalam ruangan, karena sedang musim hujan. Terlebih hampir di kabupaten atau kota kecil, gedung terbesar itu hanya masjid raya dan itu dimiliki pemerintah daerah.

"Kami mendengar informasi bahwa pemda mendapatkan tekanan dari aparat. Sehingga masjid raya yang bisa kami pakai itu hanya di Sidimpuan. Selebihnya di halaman masjid atau di lapangan, baik itu di Kota Pinang, Rantau Prapat, Aek Kanopan juga Kisaran," tuturnya.

Ketua DPD Gerindra Sumatra Utara Gus Irawan Pasaribu mengungkap cerita soal banyaknya tantangan dalam mengawal safari Sandiaga Uno di Sumut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News