Ketua MPR: Harus Bersatu Untuk Perjuangkan Kepentingan Umat

Ketua MPR: Harus Bersatu Untuk Perjuangkan Kepentingan Umat
Ketua MPR Zulkifli Hasan di acara pembukaan ijtimak ulama dan tokoh nasional, di Hotel Menara Peninsula Jakarta, Jumat (27/7). Foto: Humas MPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan, kemerdekaan Indonesia adalah buah dari perjuangan dan pengorbanan para ulama. Itu dibuktikan dengan banyaknya ulama yang menjadi pahlawan. Antara lain, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, KH. Ahmad Dahlan hingga Hasyim Asy'ari.

Sayangnya, setelah Indonesia lepas dari penjajahan, peran ulama dipinggirkan. Ulama hanya boleh mengurusi persoalan agama. Tetapi tidak diizinkan terlibat dalam persoalan politik, ekonomi dan kebudayaan.

"Akibatnya kita terpuruk, kekayaan alam dikuasai hanya oleh segelintir orang saja. Ketimpangan terjadi, pekerja asing terus bertambah, sementara pengangguran juga tak bisa dikurangi. Kita kembali dijajah, tapi kali ini oleh penjajahan modern," kata Zulkifli Hasan di hadapan 800 orang peserta pembukaan ijtimak ulama dan tokoh nasional, di Hotel Menara Peninsula Jakarta, Jumat (27/7). Ikut hadir pada acara tersebut para ulama, tokoh nasional dan ketua-ketua partai Politik.

Ijtimak ulama sendiri akan berlangsung 27-29 Juli, membahas persoalan terkini menyangkut kehidupan sosial, ekonomi dan politik terkini.

Beruntung, gerakan reformasi telah membuka pintu keterlibatan ulama dibidang ekonomi, politik dan kebudayaan. Reformasi juga membuka kesempatan bagi masyarakat, ikut menentukan pemimpinnya sendiri.

Sayangnyan kekuatan umat Islam yang begitu besar, belum mampu dikonversi menjadi kekuatan politik yang bisa memberi keuntungan bagi masyarakat banyak.

"Kita harus bersatu agar dapat memperjuangkan kepentingan umat. Jadi kuncinya adalah persatuan," kata Zulkifli menambahkan.

Karena itu, Zulkifli berharap, Ijtimak ulama bisa menyatukan umat dalam napas dan narasi. Menyatukan umat Islam yang tercerai. Dan menyatukan umat Islam dengan kebangsaan, sehingga bisa sejalan. Persatuan bukan hanya untuk kepentingan pilkada dan pilpres. Tetapi persatuan untuk memperjuangkan tercapainya baldatun toyyibatun wa robbun Ghofur yaitu negeri yang subur, makmur, adil dan aman. (jpnn)


Ijtimak ulama sendiri akan berlangsung 27-29 Jul, membahas persoalan terkini menyangkut kehidupan sosial, ekonomi dan politik terkini.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News