Ketua PBNU Komentari Tayangan Azan Ganjar Pranowo, Singgung Pilgub DKI Jakarta 2017

Ketua PBNU Komentari Tayangan Azan Ganjar Pranowo, Singgung Pilgub DKI Jakarta 2017
Konten video azan Magrib di salah satu televisi swasta yang memperlihatkan bakal capres Pilpres 2024 Ganjar Pranowo. Foto: YouTube

jpnn.com - JAKARTA – Tayangan azan di sebuah TV swasta yang menampilkan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo menuai sorotan dari sejumlah kalangan.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Nasyirul Falah Amru ikut menyatakan pendapat.

Menurut Gus Falah, sapaan akrabnya, tayangan azan yang menampilkan Ganjar Pranowo bukan politik identitas.

Gus Falah menjelaskan bahwa praktik politik identitas berwujud "penyerangan" terhadap tokoh, kandidat, maupun kelompok dengan identitas suku, ras, gender, maupun agama tertentu.

"Politik identitas yang harus ditolak adalah mengapitalisasi perbedaan ras, etnis, gender, maupun agama untuk tujuan politik tertentu," kata anggota DPR itu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (13/9).

Gus Falah mencontohkan politik identitas pernah untuk menyerang Megawati Soekarnoputri pada Pemilu 1999.

Kala itu propaganda bahwa perempuan tidak boleh jadi pemimpin, dan propaganda itu menjadikan dalil-dalil agama sebagai pembenaran.

"Inilah politik identitas, menyerang identitas, dalam hal ini gender orang lain dengan menjadikan agama sebagai pembenaran untuk tujuan politik," kata Gus Falah.

Ketua PBNU Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah ikut menyatakan pendapat soal tayangan azan yang menampilkan Ganjar Pranowo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News