Ketum PGRI: Pemerintah Gembar-gemborkan 1 Juta PPPK Guru, Faktanya Mana?

jpnn.com, JAKARTA - Ketum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd mempertanyakan program 1 juta PPPK guru.
Program pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diklaim pemerintah terbesar dalam sejarah itu dinilai malah menambah duka para guru honorer dan tenaga kependidikan.
Itu dibuktikan dengan masih menggantungnya nasib guru honorer yang lolos PPPK 2021 maupun lulus passing grade (PG) tanpa formasi.
"Itu salah satu isu penting yang menjadi perhatian PGRI karena guru merupakan garda terdepan dalam proses belajar-mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan," kata Unifah dalam peringatan halalbihalal PB PGRI 2022 di Jakarta, Sabtu (21/5).
Unifah kemudian membeberkan data di antara 160 ribuan guru honorer lulus PPPK, baru 90 ribu atau 65 persen yang mendapatkan SK PPPK.
Sisanya belum diangkat secara resmi, padahal sudah akhir Mei.
Masalah yang tidak kalah memprihatinkan, formasi 193 ribuan guru lulus PG PPPK sampai saat ini belum jelas.
Fakta-fakta ini sangat bertolak belakang dengan awal-awal ketika Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggembar-gemborkan rekrutmen 1 juta guru.
Ketum PGRI Unifah Rosyidi mengkritik pemerintah yang menggembar-gemborkan rekrutmen 1 juta PPPK guru, faktanya jauh
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Konsolidasi Nasional 2025, Mendikdasmen Ungkap Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan Guru
- Jumlah PPPK Terus Bertambah, Guru Honorer dan Tendik Terkena PHK
- PPATK Apresiasi Kinerja Pemerintah dan Polri dalam Penindakan Judi Online
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS
- DPR Bahas RUU Kepariwisataan, Apa Misinya?