Ketum PII: Indonesia Butuh Lebih Banyak Insinyur

Ketum PII: Indonesia Butuh Lebih Banyak Insinyur
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto menjadi pembicara saat Workshop Senat Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), yang digelar secara daring, Selasa (24/8/2021). Tangkapan layar

Di acara yang juga dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto itu, Heru Dewanto mengatakan perlu ada penyelarasan antara kebutuhan duia kerja dengan kompetensi yang dimiliki seorang insinyur.

Selain itu, standarisasi juga harus terus dilakukan, agar lulusan fakultas teknik lebih bisa bersaing di dunia kerja.

“Hari ini kita sudah memiliki dua puluh ribu insinyur profesional yang bisa disetarakan dengan insinyur dunia. Setiap tahunnya ada dua ratus ribu lulusan fakultas teknik. Dari dua ratus ribu lulusan sarjana teknik di seluruh Indonesia, baru sekitar dua puluh ribu yang memiliki kompetensi,” kata Heru.

PII yang keberadaannya diamanatkan di undang-undang dan bukan lagi sekadar organisasi profesi, menurut Heru Dewanto terus berperan aktif dalam mendorong standarisasi lulusan fakultas teknik.

Menuru dia, saat ini standarisasi nasional dan standarisasi internasional politeknik yang ada di Indonesia, sudah dilakukan oleh  badan tetap PII.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM Djagal Wiseso Marseno dalam acara tersebut menyampaikan secara keseluruhan dunia kampus akan berubah.

Semua pihak harus bisa mengantisipasi, termasuk UGM dan fakultas teknik UGM.

"Dunia engineering juga. Kita lihat China, sering kita dengar China membangun rumah sakit hanya dalam satu hari, membangun jembatan juga demikian. Ini juga harus kita antisipasi,” kata Djagal Waseso.(fri/jpnn)

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan Insinyur mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia ini.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News