Ketum PSI Ajak ASEAN Lawan Intoleransi

Ketum PSI Ajak ASEAN Lawan Intoleransi
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie. Foto: dokumen Jawa Pos

Di sini, kata Grace, kita menyaksikan eksploitasi isu keagamaan dan etnisitas untuk kepentingan politik tertentu. Karena itu, dia menyimpulkan bahwa memang ada ancaman pada toleransi dan keberagaman di ASEAN. Cara untuk menangkalnya adalah membangun kekuatan politik atau menyokong kaum moderat.

Grace juga mencontohkan dengan kasus Meilana di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Ibu rumah tangga itu hanya mengeluhkan pengeras suara dari azan di masjid. Tapi kemudian, dia dijerat dengan pasal penistaan agama. Hakim pun jelas dalam tekanan massa.

“Kita lihat, tak ada partai politik, termasuk partai berhaluan nasionalis, berbicara dan membela Meilana,” kata Grace.

PSI, lanjut dia, adalah satu-satunya yang bergerak untuk membela Meliana. Sejumlah kadernya mengunjungi Meilana di penjara.

PSI juga berkomitmen untuk mendampingi Meilana di tingkat banding dengan menjadi amicus curiae atau sahabat pengadilan. “Inilah cara kami melewan intoleransi. Dan, kami harus melakukannnya dengan sistematis. Jika tidak, pluralisme akan terus terancam dan merosot,” ujar Grace.

Ada contoh lain dari meningkatnya intoleransi. Di salah satu daerah di Aceh, pria dan wanita yang bukan muhrim, dilarang untuk minum kopi dalam satu meja yang sama. “Kita harus berbuat sesuatu. Kami melakukannya di jalur politik,” pungkas Grace. (dil/jpnn)


Ketua Umum PSI Grace Natalie mengatakan, Indonesia adalah negeri beragam yang masyarakatnya hidup dalam harmoni. Namun, intoleransi belakangan ini meningkat


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News