Ketum Sudah Ganti, Elektabilitas Golkar Masih Biasa Aja

Ketum Sudah Ganti, Elektabilitas Golkar Masih Biasa Aja
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto bersama para petinggi PG saat pengumuman susunan kepengurusan Partai Golkar 2017-2019 di Kantor DPP Partai Golkar, Senin (22/1). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan, tidak menjadi jaminan partai yang pertama kali menyatakan dukungan pada calon presiden bakal menerima bonus elektoral tertinggi.

Contoh Golkar, meski paling awal menyatakan dukungan pada Joko Widodo sebagai capres di Pilpres 2019, tapi bonus elektoral yang diperoleh kalah jauh dibanding PDI Perjuangan.

Menurut Ara -panggilan akrab Maruarar-, kesimpulan itu terlihat dari hasil survei yang digelar Cyrus Network.

PDIP disebut paling banyak menerima bonus elektoral, mencapai 27 persen. Kemudian Golkar (11,5 persen).

Meski Golkar berada di urutan kedua, tapi selisih bonus elektoral yang diperoleh terpaut cukup jauh.

"Betul Golkar yang pertama, tapi yang disebut identik dengan Jokowi itu PDIP. Jadi yang pertama tak menjadi ukuran," ujar Ara saat menjadi pembicara pada rilis survei Cyrus Network di Jakarta.

Ara juga menyoroti elektabilitas Partai Golkar. Dia mengaku heran, karena tidak ada peningkatan padahal partai berlambang pohon beringin itu kini dipimpin seorang ketua umum yang baru.

Hasil survei Cyrus Network memperlihatkan elektabilitas Golkar berada di urutan kedua bersama Gerindra (11,5 persen). Terpaut jauh dari PDIP yang berada di urutan pertama (26,9 persen).

Elektabilitas Partai Golkar jelang pilpres 2019 tidak mengalami peningkatan meski mendukung Jokowi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News