Keyakinan Chili terhadap Vaksin China Masih Tak Tergoyahkan

Keyakinan Chili terhadap Vaksin China Masih Tak Tergoyahkan
Penjaga stan pameran Ciftis di Beijing, menunjukkan dua kandidat vaksin COVID-19 buatan Sinopharm dan Sinovac, September lalu. Foto: ANTARA/HO-GT/Li Hao.

Berita kemanjuran Brazil yang mengecewakan mendorong Malaysia dan Singapura, yang juga memiliki perjanjian pembelian dengan Sinovac, mengatakan pada Rabu bahwa mereka akan mencari lebih banyak data dari perusahaan China itu tentang tingkat kemanjuran sebelum mereka menyetujui dan membeli persediaan.

Namun kampanye vaksinasi Sinovac sudah berlangsung di Indonesia dan Turki. Presiden Turki Tayyip Erdogan menerima suntikan pada Kamis.

Yanez mengatakan kepada Reuters bahwa Institut Kesehatan Masyarakat Chili akan melihat data dari Brazil serta Turki dan Indonesia, yang melaporkan kemanjuran masing-masing 91,25 persen dan 65,3 persen berdasarkan data uji coba sementara.

Dia mengatakan vaksin Sinovac bukan satu-satunya yang menimbulkan keraguan.

Para ahli di Australia yang telah mempertanyakan apakah kekebalan kelompok dapat dicapai dari kemanjuran 62 persen yang dilaporkan untuk vaksin AstraZeneca.

“Vaksin flu biasa efektif antara 50 persen dan 60 persen. kami menjalankan kampanye vaksinasi besar-besaran dengan tingkat kemanjuran seperti itu, ”katanya.

“Kami berada dalam posisi di mana kami harus menghentikan dampak yang lebih parah dari COVID-19. Sejauh ini tidak ada vaksin yang mampu membuktikan bahwa vaksin itu juga menghentikan penyebaran infeksi, pada akhirnya semuanya kurang efisien dalam membantu Anda menghindari dampak pandemi," kata dia. (ant/dil/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Meski banyak desas desus tidak sedap, Chili tetap meyakini vaksin China adalah yang terbaik


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News