Keyakinan Chili terhadap Vaksin China Masih Tak Tergoyahkan

Keyakinan Chili terhadap Vaksin China Masih Tak Tergoyahkan
Penjaga stan pameran Ciftis di Beijing, menunjukkan dua kandidat vaksin COVID-19 buatan Sinopharm dan Sinovac, September lalu. Foto: ANTARA/HO-GT/Li Hao.

jpnn.com, SANTIAGO - Pihak berwenang Chili mengatakan pada Kamis (14/1) bahwa mereka tetap yakin dengan keampuhan vaksin Sinovac asal China meskipun ada kegelisahan di tempat lain setelah para peneliti di Brazil mengakui bahwa kemanjurannya lebih rendah dari yang disarankan semula.

Rodrigo Yanez, wakil menteri perdagangan Chili yang ditugaskan atas pengadaan vaksin COVID untuk negara tersebut, mengatakan regulator kesehatan Chili sedang menilai semua data yang tersedia dan akan mengumumkan keputusannya tentang peluncuran darurat untuk inokulasi.

Dia mengatakan vaksin akan memenuhi tujuan kritisnya jika membantu mengurangi gejala parah, rawat inap dan kematian.

Minggu ini, para peneliti di Brazil merilis data klinis uji coba tahap akhir yang menunjukkan vaksin Sinovac 50,4 persen efektif dalam mencegah infeksi gejala, termasuk kasus "sangat ringan". Minggu sebelumnya para peneliti di Brazil mengatakan vaksin, yang disebut CoronaVac, menunjukkan kemanjuran 78 persen terhadap kasus "ringan hingga berat".

"Angka-angka di Brazil bagus meskipun bisa menyesatkan dalam hal fokus hanya pada 50 persen karena targetnya adalah untuk menghindari orang memenuhi rumah sakit dan kematian," katanya kepada Reuters dalam wawancara telepon. "Ini seharusnya sangat efektif dengan gejala penyakit yang lebih parah, asalkan data klinis mendukung apa yang diumumkan minggu ini."

Chili membayar 3,5 juta dolar AS atau sekitar Rp49 miliar untuk menjadi tuan rumah uji klinis vaksin dan juga telah memerintahkan 60 juta dosis untuk diberikan kepada 18 juta populasi selama tiga tahun.

Regulator negara itu mengirim dua inspektur ke pabrik Sinovac di Beijing pada November menjelang kedatangan dosis pertama yang diharapkan tiba di Chili pada pertengahan Januari.

Chili telah mulai memvaksinasi petugas kesehatannya menggunakan suntikan yang dikembangkan Pfizer Inc dan regulatornya juga sedang mempertimbangkan persetujuan AstraZeneca untuk penggunaan darurat.

Meski banyak desas desus tidak sedap, Chili tetap meyakini vaksin China adalah yang terbaik

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News