KH Ahmad Baso: Nasionalisme jadi Strategi Jitu Wali Sanga Merangkul Semua Kalangan

KH Ahmad Baso: Nasionalisme jadi Strategi Jitu Wali Sanga Merangkul Semua Kalangan
Cendekiawan Muslim KH. Ahmad Baso hadir di acara Ngabuburit bersama Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan, Minggu (2/5). Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Cendekiawan Muslim KH. Ahmad Baso hadir di acara Ngabuburit bersama Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan, Minggu (2/5), yang juga disiarkan melalui kanal Youtube: BKNP PDI Perjuangan.

Dalam acara bertema 'Hubungan Walisongo dan Komunitas Tionghoa Hindu Bali' itu, Ahmad Baso memaparkan bagaimana Wali Sanga berdakwah di masanya, saat masih didominasi oleh warga beragama Hindu dan Buddha.

Wali sanga ternyata menggunakan pendekatan budaya dan penyelesaian isu kehidupan sehari-hari.

“Mereka ketemu pada level angajawi-nya, bernusantaranya. Dulu Bali hanya lokal-lokal, Hindu lokal, tapi ketika bertemu dengan karakter nasionalnya, maka bangsa ini yang diperkenalkan oleh para Wali, rasa persaudaraan dan gotong royong dalam menerapkan nilai islam di Nusantara,” ujar Ahmad Baso.

Dia menjelaskan, ketika berdakwah di Nusantara, terlebih pada masyarakat komunitas Tionghoa serta Hindu Bali, para wali tidak serta merta mengajarkan bagaimana cara masuk agama Islam.

Namun, Walisongo lebih dulu mendalami psikologi dan problem yang tengah terjadi di kalangan masyarakat Bali kala itu.

Tak bisa dipungkiri bahwa salah satu problemnya adalah ekonomi.

“Para Wali datang ke Bali tidak mengajarkan dulu bagaimana harus masuk Islam, enggak. Tapi diajarkan dulu bagaimana membangun ekonominya, bagaimana bisa maju, sejahtera, bagaimana bisa mandiri dan tidak bergantung pada impor,” beber Ahmad Baso.

Semangat ini yang kemudian digulirkan Wali sanga dalam Komunitas Tionghoa Hindu Bali untuk menyebarkan nilai-nilai keberislaman yang senada dengan budaya Nusantara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News