KH Ahmad Baso: Nasionalisme jadi Strategi Jitu Wali Sanga Merangkul Semua Kalangan

KH Ahmad Baso: Nasionalisme jadi Strategi Jitu Wali Sanga Merangkul Semua Kalangan
Cendekiawan Muslim KH. Ahmad Baso hadir di acara Ngabuburit bersama Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Pusat PDI Perjuangan, Minggu (2/5). Foto tangkapan layar

Menurutnya, persaudaraan dan gotong royong menuju sebuah kebangkitan, sebuah etos kerja, bersama bekerja untuk masa depan yang lebih baik.

Itulah merupakan strategi yang digunakan Walisongo.

Sehingga hadirnya Walisongo merupakan sebuah angin segar bagi komunitas Tionghoa Hindu Bali. Mereka banyak belajar dari Walisongo mengenai berbagai ilmu pengetahuan yang kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Salah satunya penulis Bali, didokumentasikan dalam naskah-naskah sejarah mereka, mereka menyebut kenapa orang Bali itu butuh kepada Wali Sanga? Karena Wali Sanga merupakan solusi bagi keberlangsungan peradaban mereka. Banyak dari mereka yang berguru kepada Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, Sunan Kudus. Itu ternyata orang Bali berguru kepada Wali Sanga,” jelas Ahmad Baso.

Sama seperti orang kebanyakan saat ini, Ahmad Baso mengatakan komunitas Tionghoa dan Hindu Bali saat itu juga menginginkan hidup yang sejahtera dan makmur.

Maka lewat pintu inilah Walisongo mendakwahkan ajaran-ajaran agama Islam yang senada dengan adat budaya masyarakat di Bali.

Misalnya masyarakat Bali membutuhkan salah satu pengobatan tradisional lewat kalimat Bismillah yang merupakah salah satu ayat Al-Qur’an.

Hal ini diajarkan Wali Sanga tanpa memerdulikan apakah nanti masuk Islam atau tidak. Sebab yang paling penting adalah nilai-nilai keislaman diperkenalkan lebih dulu.

Semangat ini yang kemudian digulirkan Wali sanga dalam Komunitas Tionghoa Hindu Bali untuk menyebarkan nilai-nilai keberislaman yang senada dengan budaya Nusantara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News