Khawatir Dapat Gelar 'Kota Kondom'

Khawatir Dapat Gelar 'Kota Kondom'
Khawatir Dapat Gelar 'Kota Kondom'
PONTIANAK - Rencana Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot, untuk mendirikan pabrik pengolah lateks (getah karet) di daerahnya, mendapat reaksi dari Anggota DPRD Kalimantan Barat, Suprianto. Reaksi muncul karena pabrik yang akan didirikan dalam waktu dekat itu nantinya akan memproduksi kondom, selain sarung tangan. Alasan lain dari pengkritik, pabrik ini bukan seperti pabrik karet biasa melainkan pabrik yang menggunakan mesin berteknologi tinggi (teknologi radiasi).

Dengan alasan itu, anggota DPRD Kalimantan Barat, Suprianto meminta Pemerintah Kabupaten Landak mengkaji ulang rencana pendirian pabrik kondom di daerah tersebut. Pemerintah setempat diharapkan tidak hanya melihat aspek keuntungan ekonomi dari pendirian tersebut tetapi mengabaikan aspek sosial dan kemasyarakatan.

“Soalnya, pabrik kondom itu dapat berkonotasi negatif sehingga kurang baik bagi citra daerah. Dengan adanya pabrik kondom, nanti orang berasumsi seolah-olah daerah Landak melegalkan praktik prostitusi atau menjadi tempat maksiat walaupun sebenarnya tidak,” ujar Suprianto.

Saat ditanya apakah dengan demikian dia minta Pemkab Landak membatalkan rencana ini, Suprianto menjawab tidak. Yang penting, lanjutnya, Pemkab harus terlebih dahulu menjalin komunikasi atau membicarakan hal ini dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, mahasiswa dan elemen-elemen yang ada di Landak. Ditegaskan, dirinya tidak menolak investasi.

PONTIANAK - Rencana Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot, untuk mendirikan pabrik pengolah lateks (getah karet) di daerahnya, mendapat reaksi dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News