Khusnul Mracangan

Oleh: Dahlan Iskan

Khusnul Mracangan
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - KHUSNUL Chotimah kini menjanda. Buka warung mracangan. Di rumah kontrakannyi di Sidoarjo, sekitar 3 kilometer dari SMA Muhammadiyah, tempatnya sekolah sejak TK dulu.

Modal warung itu didapat dari April, wanita Swiss keturunan Tionghoa yang sejak awal membantunya berobat sampai ke Australia.

Setelah suaminyi tewas ditembak polisi, Khusnul memenuhi keinginan sang suami: menggunakan uang Rp 15 juta di lemari itu (Lihat Disway kemarin) untuk biaya kuliah anak mereka yang nomor dua.

Khusnul pun pergi ke Untag Surabaya. Dia ingin bertanya apakah anaknyi masih boleh meneruskan kuliah.

Khusnul ragu. Anak itu sudah tidak kuliah selama dua tahun. Bahkan tidak membayar uang kuliahnya lebih lama lagi.

Ternyata nama anak itu belum dicoret dari jurusan sastra Inggris. Sepanjang uang kuliah dibayar ia bisa langsung kuliah lagi.

Baca Juga:

Hari itu Khusnul melunasi tunggakan SPP. Uang peninggalan suami masih bisa dipakai sampai si anak lulus S1.

Si anak pun berhasil jadi sarjana. Sayangnya keadaan ekonomi lagi sulit. Lebih sulit lagi mencari pekerjaan.

Setelah suaminya tewas ditembak polisi, Khusnul Chotimah memenuhi keinginan sang suami: menggunakan uang Rp 15 juta itu untuk biaya kuliah anaknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News