Ki Kusumo Nilai Sosialisasi e-money Sangat Minim

Ki Kusumo Nilai Sosialisasi e-money Sangat Minim
Ki Kusumo. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bagi Ki Kusumo,  penerapan wajib sistem e-Tol di seluruh jalan Tol dianggap terburu-buru dan sangat minim sosialisasi, sehingga membuat masyarakat kebingungan.

Pasalnya, produser ini mengaku pernah mengalami kejadian tak mengenakan saat melintas di jalan tol Cikampek hendak menuju Jakarta.

Begitu masuk pintu tol dalam kota, terjadi antrian cukup panjang.

"Awalnya saya mengira antrian karena banyak mobil yang melintas sehingga menyebabkan kemacetan di pintul tol," kata Ki Kusumo.

Ternyata, antrian itu terjadi karena banyaknya pengendara mobil yang belum menggunakan atau memiliki e-Tol. Petugas tol memaksa para pengendara mobil membelinya saat itu juga.

"Bagaimana kalau pengendara itu tidak bawa duit cash, ini kan jadi kendala," tukasnya.

Dia berpendapat, masih banyaknya pengguna jalan tol tidak memiliki kartu e-Tol karena minimnya sosialisasi yang dilakukan pengelola jalan tol, dalam hal ini PT Jasa Marga.

"Saya tanya petugas tol, katanya sosialisasinya sudah memasang spanduk di pintu tol. Kalau hanya ini yang dilakukan, wajar saja banyak masyarakat yang tidak tahu soal kewajiban memiliki e-Tol," tuturnya.

Penerapan wajib sistem e-money di seluruh pintu tol dianggap Ki Kusumo terburu-buru dan sangat minim sosialisasi, sehingga membuat masyarakat kebingungan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News