Kiai Maman: Yang Dikatakan Letjen Dudung Adalah Warning

Kiai Maman: Yang Dikatakan Letjen Dudung Adalah Warning
Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman semasa menjadi Pangdam Jaya. Ilustrasi Foto: arsip jpnn.com/Ricardo

"Maka, poin ketiga, apa yang dikatakan oleh Letjen Dudung adalah sebuah warning yang harus diantisipasi oleh kita (masyarakat, red), karena bagaimana pun, komitmen keagamaan dan komitmen kebangsaan di Indonesia harus ada dalam satu tarikan nafas," jelasnya.

Kiai Maman menekankan bahwa agama yang dianut bangsa Indonesia memang berbeda, kepercayaan pun tidak sama, tetapi hal itu harus diletakkan dalam konteks litangarafu, yaitu saling mengenal, saling memahami, saling mencintai dan mengukuhkan.

"Karena musuh bagi semua agama dan keyakinan bukan agama yang lain, bukan keyakinan yang lain, tetapi kebodohan, kemiskinan, dan juga problem wabah pandemi yang hari ini menimpa kita," tandas Kiai Maman Imanulhaq.

Klarifikasi Letjen Dudung

Baca Juga: MUI Sebut Ucapan Letjen Dudung Berdasarkan Pancasila

Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman sebelumnya telah memberikan penjelasan atas ucapannya yang menyebut semua agama benar di mata Tuhan yang dikomentari sejumlah kalangan.

Letjen Dudung mengaku sebagai Pangkostrad perlu mengatakan semua agama benar saat berbicara di hadapan prajuritnya. Sebab, eks Pangdam Jaya itu memiliki prajurit yang berasal dari berbagai pemeluk agama.

"Saya ini Panglima Kostrad, bukan ulama. Jika ulama mengatakan bahwa semua agama itu benar, berarti ia ulama yang salah," kata Dudung dalam keterangan persnya, Kamis.

Kiai Maman Imanulhaq tanggapi pernyataan Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman atau Letjen Dudung soal semua agama benar di mata Tuhan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News