Kiai Said: Islam di Indonesia Jadi Fondasi dan Perekat Kesatuan Muslim Dunia

Kiai Said: Islam di Indonesia Jadi Fondasi dan Perekat Kesatuan Muslim Dunia
Kiai Said Aqil Siraj dalam acara diskusi kebangsaan sekaligus serah terima jabatan direktur ekskutif Said Aqil Siraj Institute dari Imdadun Rahmat kepada Sadullah Affandy di Jakarta, Jumat (1/9). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Muslim dunia tak bisa lagi mengharapkan negara-negara Arab di Timur Tengah jadi pemimpin kebangkitan Islam. Pasalnya, umat Islam di sana justru saling berperang dan memusuhi.

Saat ini dunia sedang menaruh harapan besar pada Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia yang memiliki wajah keislaman yang moderat, toleran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Hal ini disampaikan Kiai Said Aqil Siraj dalam acara diskusi kebangsaan sekaligus serah terima jabatan direktur ekskutif Said Aqil Siraj Institute dari Imdadun Rahmat kepada Sadullah Affandy di Jakarta, Jumat (1/9).

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said mengulas panjang lebar sejarah runtuhnya kekhaifahan Islam (Turki Utsmani), kemudian disusul dengan munculnya negara-bangsa, hingga tumbuh dan berkembang bibit-bibit kelompok-kelompk Islam radikal yang nyaris membawa kehancuran dan keruntuhan Islam di Timur Tengah.

“Jika tidak ada Al-Azhar di Mesir di Timur Tengah dan NU di Indonesia, Islam dan umat Islam akan mudah dibawa ke tubir kehancuran. Beruntung Indonesia memiliki ulama seperti Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari yang berhasil menyatukan antara keislaman dan kebangsaan yang bisa menjadi pondasi dan perekat bagi kesatuan umat,” ujar Kiai Said.

Di Timur Tengah, kata Kiai Said, Islam dan nasionalisme tidak bisa disatukan dan bisa saling membelakangi.

"Di Timur Tengah kita tidak akan menemui orang seperti Hasyim Asyari yang merupakan seorang ulama sekaligus nasionalis. Di Timur Tengah, tempat kelahiran Islam, ulama dan nasionalis memiliki agenda dan perjuangannya sendiri-sendiri," ujar dia.

Karena itu, kata Kiai Said, pernyataan Kiai Hasyim Asyari “hubbul wathan minal iman” bukanlah rumusan sederhana. Di dalamnya mengandung penegasan bahwa nasionalisme memiliki basis teologi di dalam Islam.

Saat ini dunia sedang menaruh harapan besar pada Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News