Kian Lira Tewas Dianiaya, Masnitaria: Sedih Sekali, Ini Anak Semata Wayang Aku

Kemudian sambungnya, anaknya tersebut mengatakan sangat sayang kepada dirinya. “Ai ma aku sayang mama, tapi aku sakit nian aku dak pacak makan,” tuturnya seraya mengatakan putra tunggalnya tersebut bercita-cita ingin menjadi polisi setelah tamat sekolah.
Ketika ditanya mengenai kronologis kejadian penganiayaan yang dialami putranya, Masnitaria menuturkan, aksi penganiayaan terjadi Kamis (19/8/2021) yang lalu.
“Anak aku kian ini pengakuan dia dianiaya oleh puspa (kakak kelas di pesantren) di asrama Al Furqon malam jumat tanggal (19/8) menurut pengakuan anak saya dianiaya di kepala perut dan bibir,” bebernya.
Usai kejadian sambung Masnitaria, dirinya membawa pulang anaknya tersebut dan dibawa berobat ke seorang bidan di Desa Menanti. Lalu kemudian dibawa berobat ke rumah sakit Sabtu (5/9) dan meninggal dunia Minggu malam.
Baca Juga: Mencurigakan, Mobil Innova Tak Bertuan Diperiksa Polisi, Isinya Mengejutkan
”Dia belum mengaku, karena dia sering bengong lalu aku tanya, dia baru mau cerita, tetapi dia minta jangan disampaikan kepada bapaknya. Dia ngomong dipukul di asrama bersama temannya dia ngomong tidak sanggup lagi,” pungkasnya. (*/palpos.id)
Kepergian Kian Lira Anugrah, santri asal Prabumullih yang meninggal dunia akibat dianiaya seniornya di lingkungan sekolah, meninggalkan duka mendalam bagi sang ibunda, Masnitaria.
Redaktur & Reporter : Budi
- Dedi Mulyadi Pangkas Dana Hibah APBD 2025 untuk Pondok Pesantren
- Begini Kondisi 7 Santri Korban Pencabulan di Tulungagung
- Debat Santri
- Innalillahi, Santri Tenggelam di Bekas Galian Tanah Proyek Tol Ogan Ilir
- Peduli Santri, PIK2 Salurkan Beras untuk Pesantren Al-Wahdah
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan