Kian Terpojok, Presiden jadi Tersangka Kolusi

Kian Terpojok, Presiden jadi Tersangka Kolusi
Park Geun-hye. Foto: AFP

Park dituding membantu Choi meminta sumbangan dari berbagai perusahaan di Korsel. Presiden kesebelas Korsel tersebut juga diduga sengaja meminta para penasihatnya membocorkan dokumen negara kepada Choi. Padahal, Choi bukan seorang pejabat negara.

Lee menyatakan, dirinya tahu bahwa jaksa tidak bisa mendakwa Park secara formal saat ini. Namun, pihaknya berjanji untuk tetap menyelidiki Park. Berdasar peraturan di Korsel, presiden tidak bisa didakwa dengan tudingan kriminal apa pun kecuali pengkhianatan dan pemberontakan. 

Sementara Park aman. Jaksa mungkin baru akan menjatuhkan dakwaan saat Park sudah tidak lagi menjadi orang nomor satu di Korsel nanti. Masa jabatan Park kurang satu tahun lagi.

’’Mulai sekarang dia (Park Red) akan diperiksa sebagi tersangka karena melanggar Bab 30 KUHP tentang kolusi,’’ ungkap juru bicara kejaksaan Roh Seung-Kwon.

Di lain pihak, Juru Bicara Park, Jung Youn-kuk, menolak dengan tegas tudingan jaksa. Menurut dia, pernyataan kejakasaan itu serangan politik yang tidak adil dan hanya didasari oleh imajinasi serta spekulasi. Hal senada juga diucapkan pengacara Park, yaitu Yoo Young-ha. Dia menegaskan bahwa Park tidak akan menemui jaksa. 

Padahal, saat meminta maaf beberapa waktu lalu, Park dengan tegas berjanji akan bekerja sama dalam penyelidikan. Yoo menegaskan bahwa Park hanya akan bekerja sama dengan tim penyelidik independen yang segera mengambil alih penyelidikan. 

Sementara itu, desakan masyarakat agar Park mundur terus menguat. Survei terbaru menunjukkan bahwa 74 persen anggota dewan mendukung pemakzulan Park. Dukungan tersebut berasal dari 30 legislator Partai Senuri yang digawangi Park. 

Ribuan orang juga kembali turun ke jalan Sabtu lalu (19/11) untuk menuntut agar Park mundur. Jumlah mereka lebih dari 500 ribu orang. (afp/reuters/bbc/sha/c4/jpnn)


SEOUL - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye kian terpojok. Desakan agar dia mundur semakin kuat.  Minggu (20/11) kemarin, jaksa menyebut presiden


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News