Kiat Parimin agar Sukses Berjualan Bakso

”Rata-rata orang di daerah asal saya merantau menjadi penjual bakso. Bahkan hampir di setiap kota besar ada bakso asal Wonogiri,” katanya.
Parimin mengaku tidak mengetahui kenapa banyak masyarakat Wonogiri merantau dengan berdagang bakso. ”Saya tidak tahu sejarahnya, tapi mungkin warisan nenek moyang mengajarkan untuk bekerja keras merantau dengan cara berdagang. Bukan sekadar bekerja menjadi karyawan,” ujarnya.
Pengalaman Parimin selama ikut ayahnya membuatnya untuk mendirikan warung bakso sendiri di Semarang. Kali pertama pada 1994 di ruko Jalan Kaligarang. Kurang lebih selama 4 tahun, ruko itu terkena pelebaran jalan.
Parimin lantas memindah warung baksonya ke samping Gapura Gisiksari Raya dengan mengontrak selama enam bulan. Saat itu pembelinya masih sedikit.
“Sehari hanya satu kilogram daging sapi, terkadang juga tidak habis. Tapi terus saya tunggui dari buka pukul 10.00 hingga 21.00 malam,” katanya.
Akhirnya, Parimin mendapatkan tempatnya berjualan saat ini sejak 19 Agustus 2000. Daging sapi bakso urat menjadi ciri khasnya. ”Alhamdulillah, sekarang sehari tidak kurang dari 15 kilogram daging sapi,” kata Parimin.
Dalam perkembangannya, Parimin menambah menu mi ayam untuk pengembangan bisnis di tempat yang sama. Sehingga, pembeli bisa memilih bakso atau mi ayam.
Bisa juga dikombinasikan mi ayam-bakso. Kesuksesannya berjualan bakso hingga sekarang membuatnya bisa membeli tanah dan membangun rumah berlantai dua di Jalan Tampo Mas Utara RT 1 RW 4 Petompon, Gajahmungkur.
Parimin, seorang perantau asal Wonogiri kini sukses berjualan bakso di Semarang, Jawa Tengah. Pemilik Warung Bakso Asri itu harus melewati perjalanan
- Pimpinan Komisi III Minta Polisi Tindak Perusuh Saat May Day di Semarang
- Wartawan Tempo Jadi Sasaran Represif Polisi Saat May Day di Semarang
- Tarif Trans Semarang Rp 0, Pelajar dan Mahasiswa Tinggal Naik
- BRT Gratis & Akses Sekolah untuk Semua Jadi Kado HUT ke-478 Kota Semarang
- Inikah Provokator yang Ditangkap Polisi saat Demo Hari Buruh?
- Polisi Amankan Provokator dalam Aksi Hari Buruh, Apa Motifnya?