Kikuk Ucapkan Alat Kelamin, Pernah Sebut Anu

Kikuk Ucapkan Alat Kelamin, Pernah Sebut Anu
PENGALAMAN: Bripka Yuli Muji Lestari di Satreskrim Polrestabes Surabaya. Guslan Gumilang/Jawa Pos/JPNN.com

Saat menangani kasus tersebut, Yuli tidak saja menempatkan diri sebagai penyidik. Dia juga merasa duduk sebagai korban. ”Sebab, saya juga memiliki dua anak perempuan dan turut merasakan betapa pedihnya hati kedua korban,” sebutnya. Apalagi Yuli beberapa kali berbincang dengan kedua perempuan yang menjadi korban perbuatan menyimpang bapaknya. Ketika berbincang itu, tidak jarang air matanya jatuh.

Namun, cerita itu jelas bukan satu-satunya kisah di balik penyidikan yang dilakukan Yuli. Ada ratusan cerita lain yang pernah dialami istri Bripka Sutrisno tersebut. Sebab, sudah ratusan kasus yang melibatkan anak-anak dan perempuan, baik sebagai korban maupun pelaku, yang ditangani Yuli. Setiap bulan Yuli setidaknya menyidik empat sampai lima kasus. Dua di antaranya kasus pencabulan.

Banyaknya kasus yang ditangani itu seiring lamanya Yuli duduk sebagai penyidik PPA. Perempuan yang dulu bercita-cita menjadi dokter tersebut sudah 13 tahun menjadi penyidik PPA. Yuli menjadi penyidik PPA sejak 2001, tiga tahun setelah dirinya berseragam polisi. Dengan masa waktu tersebut, Yuli tercatat sebagai penyidik terlama di Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Cerita lainnya yang juga menguras emosi dan perasaan Yuli terjadi setahun sebelumnya. Ketika itu dia menangani kasus penjualan bayi oleh orang tuanya sendiri. Kasus tersebut menimpa seorang perempuan di daerah Balongsari yang menjual dua bayi kembar laki-lakinya lantaran impitan ekonomi. ”Saat menyidik, saya merasakan sedih, kasihan, dan jengkel sekaligus,” katanya.

Dia sedih karena anak yang dijual tersebut sangat lucu dan imut-imut. Kesedihannya juga disebabkan tidak kuasa mendengar cerita si ibu yang merasa tidak mampu merawat anaknya karena hidup serba pas-pasan. Tapi, di sisi lain, Yuli jengkel karena si ibu tega menjual anak-anaknya yang sejatinya merupakan anugerah itu.

Namun, cerita-cerita yang mampir kepada Yuli selama menjadi penyidik PPA tidak melulu tentang kejengkelan dan rasa geram. Tidak sedikit pula cerita tentang rasa kikuk yang dihadapi Yuli. Cerita tersebut datang ketika tahun pertama dirinya menjadi penyidik. Apalagi saat itu Yuli masih melajang.

Pada awal-awal menjadi penyidik PPA, Yuli berhadapan dengan kasus-kasus pencabulan. Kewajibannya sebagai penyidik tentu menggali keterangan sebanyak-banyaknya dari pelaku dan korban. ”Karena keharusan itu, boleh dibilang saya matang sebelum waktunya,” ujarnya, kemudian diikuti tawa.

Ya, saat statusnya masih lajang, Yuli harus bertanya detail tentang alat kelamin hingga penetrasi yang dilakukan pelaku pencabulan atau pemerkosaan. Adegan demi adegan syur yang dijalankan pelaku juga harus ditanyakan sekaligus disimaknya. Meski sudah coba ditolak, adegan demi adegan tersebut melekat di pikirannya sehingga dirinya tidak jarang terbayang-bayang.

SUDAH lima tahun berlalu. Tapi, kenangan tentang peristiwa itu masih begitu basah dalam ingatan Bripka Yuli Muji Lestari. ”Hati saya seperti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News