Kilang Bojanegara Dikaji Ulang

Kilang Bojanegara Dikaji Ulang
Kilang Bojanegara Dikaji Ulang
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengevaluasi kembali kelanjutan proyek kilang Bojanegara, Banten karena dinilai tidak ekonomis. "Belakangan muncul kajian yang menyebutkan proyek tersebut tidak komersial," papar Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, Mochammad Harun di Jakarta, Rabu (1/9).

Ia menjelaskan, proyek itu tidak ekonomis untuk dikerjakan jika hanya membangun kilang yang memproduksi BBM. "Harusnya pembangunannya terintegrasi dengan petrokimia agar bisa dapat margin yang lebih tinggi," katanya.

Menurut Harun, seluruh investor kilang tersebut akan bertemu dan membahas soal kelanjutan kilang ini setelah Idul Fitri.  Pertamina telah menandatangani akte pendirian perusahaan PT Banten Bay Refinery dengan ORIDC Iran dan Petrofield, Malaysia. Dalam perusahaan patungan tersebut Pertamina memiliki saham 40 persen, Oil Refining Industries Development Company (ORIDC), Iran (40 persen) dan Petrofield, Malaysia (20 persen). Perusahaan ini direncanakan melakukan pembangunan kilang minyak di Bojonegara, Banten dengan kapasitas 150.000 barel per hari pada tahap pertama. Kilang akan mulai beroperasi pada 2014.

Rencana pembangunan kilang berkapasitas 300.000 barel per hari itu sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Pada tahap awal, kilang Banten dibangun dengan kapasitas 150.000 barel per hari yang mengolah minyak mentah jenis Iranian Extra Heavy Crude sebesar 50 persen dan Iranian Heavy Crude 50 persen. Seluruh minyak yang akan diolah ini dipasok ORIDC.

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengevaluasi kembali kelanjutan proyek kilang Bojanegara, Banten karena dinilai tidak ekonomis. "Belakangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News