Kinerja Jokowi Baik, Oposisi Sulit Seperti Malaysia

Kinerja Jokowi Baik, Oposisi Sulit Seperti Malaysia
Joko Widodo dan politikus muda PDI Perjuangan Charles Honoris dalam kampanye Salam Dua Jari di Pilpres 2014. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI Perjuangan Charles Honoris mengatakan, oposisi di Indonesia akan sulit mengalahkan Joko Widodo seperti yang terjadi di pemilihan umum Malaysia yang dimenangkan Mahathir Mohamad.

Menurut Charles, kemenangan oposisi Malaysia yang dipimpin Mahathir adalah dampak evaluasi kinerja pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak yang dinilai kurang memuaskan oleh mayoritas masyakarat negeri jiran tersebut.

Apalagi, kata dia, PM Najib yang memerintah sejak 2009 diduga terlibat skandal korupsi 1MDB (Malaysia Development Berhad, red).

Menurut Charles, insentif elektoral cenderung didapat kelompok oposisi jika koalisi partai penguasa tidak becus menjalankan pemerintahan.

“Rumus politik rasional selalu begitu, semakin baik kinerja pemerintah, oposisi semakin tidak laku. Sebaliknya, semakin pemerintah tidak becus dan korup, oposisi semakin mendapat angin surga untuk menumbangkannya,” ujar Charles, Jumat (11/5).

Charles menjelaskan, rumut tersebut juga bisa dibawa ke Indonesia. Namun, kata dia, melihat kepuasaan rakyat yang semakin tinggi terhadap kinerja Presiden Jokowi seperti ditunjukkan sejumlah hasil survei, kejadian di Malaysia sulit terjadi di Indonesia.

“Survei Litbang Kompas dalam rangka 3,5 tahun Jokowi-JK pada awal April lalu menunjukkan 72,2 persen rakyat puas dengan kinerja pemerintahan ini,” ungkapnya.

Bayangkan, kata dia, pembangunan infrastruktur masih berjalan saja tingkat kepuasaan rakyat sudah begitu tinggi. "Apalagi kalau rakyat sudah merasakan dampaknya nanti?” kata Charles.

Menurut Charles, oposisi terancam tidak laku manakala kinerja pemerintahan Jokowi - JK semakin memuaskan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News