Kinerja Pangan Era Jokowi Spektakuler, Andi Akmal Keliru

Kinerja Pangan Era Jokowi Spektakuler, Andi Akmal Keliru
Pengurus Bidang Maritim dan Agraria PBHMI Pri Menix Dey. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Kinerja pangan di era pemerintahan Jokowi menuai banyak kemajuan. Di antaranya, pertama, hasil kajian yang dirilis tiap tahun oleh The Economist Inteligence Unit (EIU) menunjukkan Global Food Security Index-GFS atau Peringkat Ketahanan Pangan Indonesia terus membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Dari 113 negara yang dikaji, pada tahun 2017 Indonesia menempati rangking ke 69 dengan skor 51,3 dan naik 0,2 poin dibanding pada tahun 2016 yang menempati posisi 71 dengan skor 51,1,” kata Pri Menix Dey selaku Pengurus Bidang Maritim dan Agraria, Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) guna membantah tudingan anggota komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin, Minggu (1/7).

Kedua, pada era Jokowi-JK, setidaknya sudah dicabut 210 regulasi pertanian yang menghambat. Pengadaan pola tender diubah menjadi penunjukan langsung sehingga penyediaan sarana produksi menjadi cepat dan lancar.

Rehabilisasi infrastruktur air irigasi 3,5 juta hektar, cetak sawah dan optimasi lahan lebih 1,0 juta hektar, mekanisasi besar-besaran lebih dari 300 ribu unit, teknologi benih berkembang pesat, asuransi pertanian 1 juta hektar pertahun, dan program strategis lainnya.

“Hasilnya sangat nyata, dulu petani sering keluhkan benih, pupuk, air dan lainnya, sekarang relatif berkurang bahkan tidak ada keluhan,” ungkap Menix.

Ketiga, secara kasat mata dapat dirasakan, dulu masyarakat keluhkan pasokan pangan langka dan harga tinggi saat Hari Besar Nasional yakni Ramadhan Lebaran, Iduladha, Natal dan Tahun Baru, kini dua tahun terakhir terbukti pasokan cukup dan harga stabil.

“Kini Inflasi terjaga, petani untung dan konsumen tersenyum,” tegasnya.

Keempat, lanjut Menix, secara kuantitatif kinerja pertanian dapat dilihat dari nilai produksi 2017 Rp 1,344 triliun atau naik Rp 350 triliun dari 2012. Kini 2018 jumlah penduduk 265 juta jiwa atau bertambah 12,8 juta jiwa dari 2014 membutuhkan tambahan 1,7 juta ton beras terbukti dapat dipenuhi dari produksi sendiri.

Menurut Pengurus Bidang Maritim dan Agraria PBHMI, kinerja pangan di era pemerintahan Jokowi menuai banyak kemajuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News