Kiprah SMK Pertanian Al-Madaniyah Melawan Ancaman Kepunahan Petani

Digunjing Tetangga karena Sekolah Bawa Cangkul

Kiprah SMK Pertanian Al-Madaniyah Melawan Ancaman Kepunahan Petani
SISWA-siswi SMK Pertanian Al Madaniyah sedang menanam padi dengan sistem mutakhir SRI. Foto : SMK Pertanian Al Madaniyah for Jawa Pos
"Ternyata benar. Istilah itu lebih keren bagi calon wali murid," tutur Kamal. Dia mengakui, ada sedikit unsur berbohong dalam pola promosi baru tersebut. "Tapi, berbohongnya menjadi jalan menuju surga. Ha ha ha" ucapnya.

 

Perjuangan para siswa tidak mudah. Saat menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah dengan memanggul cangkul, mereka digunjing oleh para tetangga dan teman sebaya yang tidak bersekolah. "Kalau mau nyangkul, tidak usah ke sekolah. Buat apa ke sekolah kalau nanti berlepotan lumpur juga," ungkap Kamal yang menirukan gunjingan tersebut.

 

Kamal pun turun tangan. Dia membesarkan hati para siswanya. Dia mengatakan, yang disebut orang hebat itu adalah orang yang berbeda dari orang lain. Berbeda tentu dalam hal yang baik. "Kalian beda karena bisa sekolah. Sedangkan tetangga atau teman kalian tidak," tegas Kamal kepada para siswa.

Sampai saat ini SMK Pertanian Al-Madaniyah baru memiliki dua kelompok belajar. Yaitu, kelas X dan kelas XI. Pendirian sekolah itu merupakan inisiatif dari Ruslan Suparlan, pemuda yang diklaim menjadi sarjana pertama dari Kampung Cibuleud.

Jumlah petani terus tergerus zaman. Nah, SMK Pertanian Al-Madaniyah muncul untuk mencetak petani-petani baru. Sekolah di pedalaman Tasikmalaya, Jawa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News