Kisah Anak Gagal PPDB 2019, Diam di Rumah, Tidak Sekolah

Kisah Anak Gagal PPDB 2019, Diam di Rumah, Tidak Sekolah
Siswa SD di daerah pedalaman berangkat ke sekolah. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com - Puluhan anak di Balikpapan Utara terpaksa berdiam di rumah, tidak bisa melanjutkan pendidikan karena gagal dalam seleksi PPDB (penerimaan peserta didik baru) 2019. Mereka ditolak masuk ke sekolah negeri.

--

PPDB online sudah berakhir. Namun, masalah baru di Balikpapan muncul. Ada puluhan anak terancam putus sekolah lantaran tidak diterima di SMP 11 di Balikpapan Utara. Celakanya, mereka menolak melanjutkan ke SMP negeri lain dengan alasan jarak.

Ditemui Kaltim Post (Jawa Post Group) di rumahnya Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Balikpapan Utara, Senin (15/7), Agung Suyudi bingung. Sudah empat hari dia tak bisa bekerja. Tidak bisa berkonsentrasi.

Anaknya, Maria Ulfa Olivia, sudah sepekan mengurung diri. Hanya bermain smartphone dan menonton televisi di kamar tidur. Tak ingin bertemu dan bermain bersama anak sebayanya. Malu. Karena tidak diterima di SMP 11 di Balikpapan Utara.

“Iya, sudah hampir seminggu enggak mau keluar rumah. Paling sebentar saja lihat-lihat. Setelah itu masuk kamar lagi. Tadi pagi (kemarin) lihat anak-anak berangkat sekolah saya lihat dia sedih,” kata pria 43 tahun itu.

BACA JUGA: UU Sistem Nasional Iptek: Batas Usia Pensiun Peneliti Diperpanjang

Sejak di bangku SD 033 Graha Indah, Balikpapan Utara, Olivia sudah mengungkapkan keinginannya. Melanjutkan sekolah di SMP 11. Alasannya sederhana. Semua temannya juga akan bersekolah di sana.

Ada puluhan anak terancam putus sekolah lantaran gagal PPDB 2019, tidak diterima di SMP 11 di Balikpapan Utara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News