Kisah Bu Rasmi, 21 Tahun Berstatus Honorer K2 Tenaga Administrasi

Kisah Bu Rasmi, 21 Tahun Berstatus Honorer K2 Tenaga Administrasi
Rasmi Agustira Komariah (kedua dari kiri), merupakan tenaga honorer K2 di Kota Samarinda. Foto: istimewa for JPNN.com

jpnn.com - Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk penyelesaian masalah honorer K2 sifatnya masih belum menyeluruh.

Mesya Mohammad - Jakarta

Pemerintah hanya fokus pada guru, tenaga kesehatan (nakes), dan penyuluh. Padahal, selain itu ada tenaga teknis administrasi (TTA) yang butuh perhatian pemerintah.

"Sedih hati kami kalau baca berita yang diangkat selalu guru honorer, nakes, dan penyuluh. Kami juga bekerja layaknya PNS kok," kata Rasmi Agustira Komariah, honorer K2 dari Kota Samarinda kepada JPNN.com, Selasa (12/11).

Dia mengaku, sudah 21 tahun menjadi tenaga tata usaha. Kerjanya mengetik dan menyelesaikan pekerjaan administrasi lainnya

"Dulu mana ada komputer, yang ada mesin ketik. Sampai bengkak tangan ngetik tiap hari. Padahal gaji yang diterima tidak seberapa. Jangan karena sudah serba digital kami dilupakan," ujar Rasmi.

Dia mengungkapkan alasan masih bertahan sebagai honorer K2 tenaga administrasi karena ingin jadi PNS. Selain itu usia yang tidak muda lagi membuatnya bertahan menjadi honorer K2 ketimbang menganggur.

"Selama saya bekerja 21 tahun kan tidak ada rekrutmen CPNS untuk tenaga administrasi. Adanya pada tahun 2013 waktu zaman Pak SBY, cuma saya enggak lolos tes," terangnya

Pemerintah tampaknya tidak memberikan perhatian kepada honorer K2 tenaga administrasi, meski selama ini tenaganya juga dibutuhkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News