Kisah Direktur Akper, Sudah Dua Tahun Berada di Samping Makam Istrinya

Kisah Direktur Akper, Sudah Dua Tahun Berada di Samping Makam Istrinya
H. Widodo, Direktur Akademi Keperawatan Baitul Hikmah, saat berdoa dihadapan makam istrinya di pemakaman keluarga, Kemiling, Bandarlampung, (11/7). Foto: M. Tegar Mujahid/Radar Lampung/JPNN.com

Tak kenal waktu, Widodo selalu berada di makam sang istri. Meski tak jarang dinginnya udara malam menusuk hingga tulang. Hanya kumandang azan yang bisa membuatnya bergeser dari makam tersebut.

Itu pun tak jauh. Sebab, musala tempat biasa dia menunaikan ibadah salat hanya berjarak sekitar 20 meter dari makam sang istri.

”Dia sudah merupakan bagian diri saya. Dengan berada di sini, saya merasa sempurna dan merasa lebih baik,” kata Abah Wid.

Sang istri yang empat tahun lebih tua darinya itu meninggal karena penyakit paru-paru. Sempat membaik setelah dirawat di Jakarta, kesehatan belahan jiwa yang telah memberi Widodo empat buah hati tersebut merosot lagi. Dan akhirnya sang istri menutup mata selamanya di Bandar Lampung.

Bagi Widodo, kepergian sang pendamping hidup itu benar-benar seperti perginya separo nyawa. Ayah Endah Widia Sari, dr Dian Widia Sari, dr M. Sirojudin, dan dr Yayu Rahmawati tersebut tak kuasa berjauhan darinya. Kendati telah berada di alam yang berbeda.

Karena itulah, Widodo hijrah ke rumah barunya tersebut. Berteman tempat tidur, lemari sederhana yang dibagi dalam empat loker, dan Alquran.

Hari-harinya pun dihabiskan untuk membaca ayat demi ayat berikut terjemahannya dengan nada lirih.

Ada memang televisi. Tapi tanpa disambung ke antena penangkap gelombang siaran. Hanya terkoneksi ke DVD player yang di sampingnya ditumpuki beberapa keping kaset nasyid serta tilawatil Quran.

Hanya kumandang azan yang bisa membuat Widodo beranjak dari sisi makam sang istri. Bahkan, rapat untuk urusan akper yang dia pimpin pun dihelat di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News