Kisah Dua Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut KA Logawa

Bayu Hendak Berlibur ke Surabaya, Sholeh Akan Pinjam Uang

Kisah Dua Korban Meninggal dalam Kecelakaan Maut KA Logawa
MAUT- Kecelakaan KA Logawa di perbatasan Nganjuk-Madiun Selasa (29/6) pagi mengakibatkan 6 tewas dan 75 orang luka. Foto: Hery Muda Setiawan/Jawa Pos
"Kami naik di gerbong kedelapan dan dapat tempat duduk. Tapi, tidak tahu kenapa Gigih dan Bayu memilih berdiri di depan pintu masuk kereta," terangnya.

Lima menit sebelum peristiwa nahas itu terjadi, Yoga menghampiri dua kawannya tersebut untuk diajak duduk di bangku kereta. Namun, Gigih dan Bayu menolak ajakan Yoga. "Bayu bilang ingin cari angin sambil main game di HP," ungkap remaja 16 tahun itu.

Karena ajakannya ditolak, Yoga kembali ke tempat duduknya. Saat itulah Yoga merasakan kereta oleng dan bergetar. Yoga langsung berlari ke depan. Saat menoleh ke belakang, dia tidak melihat Bayu dan Gigih lagi. "Sesudah kereta berhenti, saya langsung mencari Bayu dan Gigih. Ternyata, keduanya jatuh dan terpental dari kereta," tuturnya.

Yoga melihat Bayu masih bernapas, meski mengalami luka-luka cukup parah. Di antaranya, bagian pipi kanan sobek. Luka itu terus mengeluarkan darah. Dalam kondisi bingung, Yoga langsung menghubungi keluarga Bayu.

DUKA mendalam dirasakan keluarga Rahmad Bayu Rianto dan Sholeh, korban kecelakaan KA Logawa jurusan Purwokerto-Jember asal Kota Madiun. Keluarga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News