Kisah Dua Perempuan Terjerat Pinjaman Online, Diteror Lewat Telepon

Kisah Dua Perempuan Terjerat Pinjaman Online, Diteror Lewat Telepon
Perempuan sedih. Ilustrasi Foto: pixabay

Saat itu Indah bingung. Lantaran ia tidak bisa melunasi pinjamannya. Dikarenakan bunga yang besar.

"Tidak hanya telepon pribadi saya. Entah bagaimana dia (penagih hutang) melacaknya, nomer saudara dan orang tua saya juga dihubungi. Saya makin tertekan," katanya.

Tepat satu bulan yang lalu. Indah akhirnya bisa menyudahi teror tersebut. Dengan bantuan rekannya, ia mendapat pinjaman dana untuk melunasi pinjaman di pinjol.

"Alhamdulillah rekan saya ngerti, karena suaminya pernah terjerat pinjol juga sama seperti saya. Saat dia ada rezeki berlebih, dia pinjamkan ke saya untuk mengakhiri putaran utang di pinjol," kata Indah.

Menurut Indah, cara sang penagih utang kadang tidak sopan. Mereke telepon berkali-kali. Saat diangkat, kata-katanya keras dan terkesan kasar.

"Saya ingat betul satu kali dibilangin "pencuri uang" oleh penagih itu. Di situ saya kaget sekali, sebegitunya," katanya.

Tak jauh berbeda dengan Indah. Putri (nama samaran), warga Sungai Besar Banjarbaru juga bernasib demikian. Beruntung, Putri lepas dari teriakan penagih hutang lebih cepat dari Indah.

"Saya telat bayar karena saat itu ada keperluan lain. Ternyata satu hari saja telat, sudah banyak sekali yang menagih," kisah mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Banjarbaru ini.

Pinjaman online cukup menggiurkan karena syaratnya mudah, namun harus siap menghadapi penagih utang jika telat melunasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News