Kisah Hebat Satgas Tinombala, Bergerak Senyap 11 Hari di Hutan saat Malam

Kisah Hebat Satgas Tinombala, Bergerak Senyap 11 Hari di Hutan saat Malam
Barang bukti yang diamankan polisi dan TNI dari perburuan Santoso. Foto: Raka Denny/Jawa Pos

”Kami kejar ke arah larinya, ketemu dan kontak tembak. Setelah itu diidentifikasi, lelaki itu Daeng Koro,” ujar penanggung jawab Operasi Tinombala 2016 tersebut.

Pengejaran Santoso cs dilakukan dengan bongkar pasang strategi. Rudy mengungkapkan, lebih dari lima kali strategi diubah selama lebih dari 1,5 tahun tersebut. Itu dilakukan setelah berkomunikasi dengan pasukan di lapangan. ”Jadi, strategi itu ditentukan setelah mengenali kelemahan tim dan keunggulan Santoso cs,” katanya.

Pernah suatu kali pada akhir 2015, Rudy menanyakan kepada anak buahnya mengapa Santoso tak kunjung tertangkap. Saat itu anak buahnya menjelaskan bahwa Santoso selalu berada di posisi paling buncit saat kontak tembak. ”Ini trik Santoso, berarti beruntung saja tidak tertangkap sejak awal,” ucapnya.

Untuk merespons itu, semua strategi pengejaran tidak lagi dilakukan dengan naik dari jalan utama Bukit Biru. Tapi dari jalur yang tak biasa digunakan orang. 

”Kalau dari jalan biasa, selain ketahuan, juga membuat Santoso bisa mempersiapkan posisi terjauh dari kontak tembak,” papar Rudy.

Maka, pasukan dikerahkan melalui jalur-jalur yang terjal dan tidak biasa dipakai orang. Bisa jadi harus memanjat tebing dan naik ke bebatuan. ”Yang penting, tanpa diketahui bisa naik di atas bukit,” ujarnya saat ditemui di Mes Tinombala, Poso.

Hal itulah yang membuat saat kontak tembak berlangsung, bisa jadi posisi Santoso tidak lagi ada di belakang. Sehingga potensi melumpuhkan Santoso bisa lebih besar. ”Saya berupaya terus mempelajari strategi Santoso cs,” ucap Rudy.

Misalnya, selama berada di Bukit Biru, ternyata Santoso itu dalam sehari tiga kali salat: Subuh, Duhur, dan Magrib. Salatnya dijamak terus. ”Salat Jumat malah tidak pernah dilakukannya. Semua pola itu penting untuk melumpuhkan dia,” ujarnya.

RONNY Suseno masih mengingat betul masa-masa perburuan yang sangat berat itu. Medan terjal, jalanan bercabang-cabang bekas penebang kayu, dan alat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News