Kisah Heroik Veteran Perang tentang Bela Negara

Kisah Heroik Veteran Perang tentang Bela Negara
Dahlan Konop (92), salah seorang veteran perang. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - Dahlan Konop (92), salah seorang veteran perang yang turut berjuang mengusir penjajah di Tanah Air. Saat ditemui Malut Post (Grup JPNN), Dahlan Konop berkisah tentang perjuangannya mengusir penjajah.

Ia spontan menyebut nama dua mantan Presiden Republik Indonesia, Soekarno dan Soeharto. Ketika menyebut dua nama itu, air matanya ikut menetes.

“Saya ingat Pak Karno dan Pak Harto kalau cerita soal bela negara,” tutur Dahlan Kono, Sabtu (9/4) saat ditemui di kediamannya, Desa Wewemo Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.

Soekarno merupakan alasan bapak tiga anak itu mengangkat senjata melawan tentara Belanda. Saat itu, tahun 1961, Soekarno memberi perintah agar seluruh pemuda angkat senjata untuk pembebasan Irian Barat.

Di Morotai, 65 pria direkrut dari Desa Buho-Buho, Gosoma Maluku, Mira, Sangowo dan Sabatai. Dahlan satu dari 65 orang tersebut. Mereka kemudian dilatih berperang di Desa Wawama, Morotai Selatan.

Saat ini, di situs tempat latihan perang itu telah didirikan Tugu dan Museum Trikora. Latihan terus dilakukan sembari menunggu datangnya kapal perang dari Maluku yang akan membawa mereka ke Irian Barat.

Enam bulan berlatih, kapal perang yang ditunggu pun tiba. Sayang, kapal tersebut tiba dalam kondisi sarat muatan. Tak ada lagi pasukan tambahan yang bisa diangkut. Dahlan dan sejawatnya pun batal berangkat. Mereka tetap disiagakan di Morotai.

Latihan perang yang dijalani selama berbulan-bulan tak sia-sia. Saat penyerangan Irian Barat di tahun 1962, pasukan pribumi di Morotai turut menggempur tiga markas Belanda di Desa Daeo, Gotalamo Tua dan Kota Daruba.

Dahlan Konop (92), salah seorang veteran perang yang turut berjuang mengusir penjajah di Tanah Air. Saat ditemui Malut Post (Grup JPNN), Dahlan Konop

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News