Kisah Ibu Tua Digugat Empat Anak Kandungnya

Kisah Ibu Tua Digugat Empat Anak Kandungnya
Hj Cicih saat memperlihatkan surat-surat tanah di kediamnya di Jalan Cipadung Rt 1 Rw 1 Kota Bandung, Kamis (22/2). Foto: Taofik Achmad Hidayat/Jabar Ekspres

Suasana di dalam terasa sepi, dari lima orang anaknya itu hanya si bungsu Alit saja yang menemani Hj Cicih. Memang tak banyak yang diungkapkan Hj Cicih, dia lebih cenderung membenarkan apa yang dibicarakan Alit.

Mengawali cerita, dia menyebutkan jika suaminya merupakan pensiunan tentara namun tidak disebutkan dari kesatuan mana.

Sejak suaminya masih tugas, dia memang dilarang untuk mengikuti organisasi. Malah disarankan untuk fokus mengurus ke Lima anaknya.

Sebagai ibu rumah tangga, tentu saja dia mengaku senang karena sangat sayang dirinya pada anak-anaknya. Menurut penuturannya, tidak ada satu dari Lima anaknya itu yang dia beda-bedakan perlakuannya, semuanya sama.

”Ibu nyaah pisan. Lamun teu nyaah mah moal nepi ka garede kitu (ibu sangat sayang. Kalau tidak sayang, mereka tidak akan sampai sebesar itu),” ungkapnya mengawali pembicaraan.

Dia juga menyebutkan jika setiap malam, bahkan sering tahajud untuk terus mendoakan kebaikan kebaikan untuk anak-anaknya.

Puncaknya dia ingin berdoa di Masjidil Haram untuk kebaikan anak anaknya, dan niatnya itu tercapai. Cicih bisa menyambangi Makkah sebanyak empat kali, satu kali berhaji dan sisanya umrah.

”Nya ngadoakeun mugi mugi sing mulus rahayu berkah salamet wé, neneda kanu kawasa sing disaroléhkeun (Mendoakan agar selalu hidup berkah dan selamat, dan meminta pada Allah agar anaknya jadi anak yang soleh),” tuturnya dengan terisak tangis.

Si ibu yang sudah tua ini berurusan dengan hukum lantaran digugat empat anak kandungnya dipicu masalah harta warisan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News