Kisah Istri Seorang Debt Collector, Minta Cerai karena Udah Gak Kuat...

Kisah Istri Seorang Debt Collector, Minta Cerai karena Udah Gak Kuat...
Ilustrasi. Foto: Radar Surabaya

jpnn.com - SURABAYA—Donjuan, 45 tahun hanya bisa pasrah saat digugat cerai istrinya, sebut saja Karin, 35. Ini karena pekerjaan Donjuan yang penuh risiko. Yaitu sebagai debt collector atau penagih utang yang tentu saja sering dimusuhi dan ditakuti orang.

Saking, seringnya dimusuhi orang, Karin juga sering dilabrak ratusan orang. Kejengahan Karin, terhadap ulah orang-orang yang ditagih Donjuan membuatnya memutuskan berpisah dengan suaminya. Rabu (13/4) pagi.

Keputusan itu dibuktikan dengan kedatangannya untuk menggugat cerai di Pengadilan Agama, Jl Ketintang Madya.

“Sering dilabrak wong. Hidup juga tidak tenang merasa salah terus sama orang,” cetus Karin yang sibuk menulis formulir pendaftaran. Tentu profesi debt collector Donjuan membuat hidupnya tidak tenang.

Bayangkan saja! Setiap seminggu sekali, wanita asal Kelurahan Ploso, Kecamatan Tambaksari harus dilabrak orang yang sudah ditagih oleh Donjuan.

Donjuan bekerja sebagai debt collector selama lima belas tahun memang sering ditelepon oleh beberapa perusahaan, seperti bank, pengadaan pinjaman motor,  pinjaman rumah dan lainnya untuk menagih  utang kepada peminjam. Badan dan suara Donjuan yang besar membuat sebagian orang takut. Ekspresi Donjuan yang tanpa senyum dan garang membuat  orang langsung membayar utangnya.

Jika orang-orang itu, ikhlas dan membayarkan utang kepada Donjuan, maka tenanglah Karin dan kedua putrinya. Namun, jika customer-nya tidak terima. Beberapa dari mereka malah melabrak keluarga Donjuan, bahkan seringkali mengajak warga.

“Saya sering pindah-pindah rumah untuk menghindar dari orang-orang yang melabrak ke rumah,” katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News