Kisah Jumaidi, Bocah Lompat dari Pesawat Jatuh tapi Selamat

Kisah Jumaidi, Bocah Lompat dari Pesawat Jatuh tapi Selamat
Jumaidi korban selamat dari kecelakaan pesawat di Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, dirawat di RS Bhayangkara, Kotaraja, Senin (13/8). Foto: Gamel A Naser/Cendrawasih Pos

"Ibunya tadi sudah di bandara Oksibil, Pegunungan Bintang, mau ke Jayapura tapi cuaca buruk sehingga batal," kata Mansur. Jumaidi sendiri anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia baru duduk di kelas 1 SMP sedangkan kakaknya yang nomor dua masih sekolah di Oksibil dan yang paling tua kerja di pelayaran. Sang ibu sendiri bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berjualan nasi kuning.

Yang terlihat Senin kemarin kondisi Jumaidi mulai membaik. Dia bisa berkomunikasi seperti biasa meski HB-nya sempat turun dan masih mengerang kesakitan akibat balutan perban di bahu kanannya. Yang terdengar dari mulutnya hanyalah kalimat lapar dan haus.

Maklum, setelah kejadian ia dievakuasi hingga ke Jayapura, dengan kondisi luka yang dialami pihak rumah sakit meminta ia berpuasa untuk diobservasi. Sang paman atau adik dari almarhum Jamaludin bernama Herman menyebut jika keponakannya ini bertahan hanya dengan 2 buah apel.

"Ia hanya memakan apel 2 biji yang ditemukan di bangkai pesawat dan dari apel itu ia memilih menunggu," kata Herman.

Jumaidi sendiri ia sempat bermalam selama 4 hari di rumah Herman, kemudian pamitan ke Jayapura. Kata Herman, Jumaidi bisa selamat karena melompat dan terjatuh di tanah, sedangkan sang ayah sempat terhantam di pepohonan dan mendarat di bebatuan.

"Anak ini (Jumaidi) posisinya dengan jenasah ayahnya hanya 5 meter tapi tidak bisa berbuat apa - apa juga karena kondisinya tidak memungkinkan," bebernya.

Namun yang sempat diingat dan diceritakan adalah mereka lompat dengan posisi masih di atas pohon. "Ia lompat lebih tinggi dari pohon jadi bisa dibayangkan tingginya pohon di hutan. Mereka lompat sebelum pesawat hancur," tambah pria bertubuh tambun ini.

Jumaidi sendiri sempat hendak menolong salah satu penumpang lain yang hidup tapi sulit dilakukan karena tangan patah.

Jumaidi si anak ajaib karena bisa selamat setelah melompat dari pesawat yang jatuh di Pegunungan Bintang, Papua.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News