Kisah Mantan Pecandu Narkoba, Sempat jadi Preman, Hendak Bunuh Pacar

Kisah Mantan Pecandu Narkoba, Sempat jadi Preman, Hendak Bunuh Pacar
Aldi Novrudi di ruang konseling rehabilitasi UPT BNN Lido, Bogor. Foto: Raka Denny/Jawa Pos

”Mungkin karena kami memiliki latar belakang yang sama dengan para residen. Jadi, apa yang kami lakukan bisa mereka terima,” ujar Aldi yang ditemui Jawa Pos di UPT Lido Jumat dua pekan lalu (6/2).

Panggilan ”bro” (brother) dibiasakan di UPT Lido juga sebagai upaya mendekatkan para residen dengan konselor. Pagi itu Aldi mengajak wartawan koran ini berjalan-jalan keliling UPT Lido. Sembari melihat fasilitas dan kegiatan yang ada, Aldi berbagi cerita masa lalunya.

”Keluarga dan lingkungan tempat tinggal yang membuat saya terjerumus narkoba,” ujar mantan pecandu berat putau itu.

Aldi mengaku menggunakan narkoba sejak usia sembilan tahun. Saat itu Aldi kecil tinggal bersama orang tua di daerah Cipete, Jakarta Selatan. Oleh teman sepermainannya yang lebih dewasa, Aldi kerap dicekoki pil nipam. ”Kalau sudah mabuk, saya jadi bahan tertawaan mereka,” kenangnya.

Ketika ayahnya memergoki, Aldi mendapat ”hadiah” pukulan. Namun, keluarganya tetap tak melakukan proteksi. Ayah dan ibunya justru terlibat konflik rumah tangga yang akhirnya berujung pada perceraian.

’’Saya anak kedua di antara lima bersaudara. Satu kakak perempuan dan dua adik laki-laki semuanya akhirnya jadi pengguna narkoba,’’ cerita Aldi.

Perceraian orang tua membuat Aldi dan saudaranya kehilangan kasih sayang. Mereka justru sering memanfaatkan kondisi itu untuk mendapatkan uang dari ayah dan ibunya.

’’Saya minta ke ayah dengan bilang tidak diberi uang oleh ibu. Begitu pula cara saya minta uang ke ibu. Ujung-ujungnya, uangnya untuk beli narkoba,’’ terangnya.

”PAGI, Bro Aldi,” sapa seorang pria dari dalam gedung di kompleks UPT Terapi dan Rehabilitasi BNN (Badan Narkotika Nasional) di Lido,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News