Kisah Memilukan Mahasiswa Asing Dieksploitasi di Australia
Mahasiswa asing di Australia tetap menjadi sasaran eksploitasi dengan dibayar murah dan dilecehkan secara seksual. Sangat jarang di antara mereka yang membawa kasusnya ke pengadilan.
Laporan terbaru dari University of New South Wales (UNSW) dan University of Technology Sydney (UTS) menyebutkan tidak ada perubahan berarti dalam kondisi mahasiswa asing di dunia kerja di Australia, sejak survei serupa dilaksanakan empat tahun lalu.
Malah pandemi COVID-19 justru semakin memperburuk eksploitasi yang terjadi.
Profesor Laurie Berg dari UTS yang menulis laporan survei menyebutkan potensi eksploitasi saat ini semakin besar.
"Mahasiswa internasional saat ini lebih putus asa untuk mendapatkan penghasilan, pengusaha mungkin ingin mengurangi biaya, serta pekerjaan semakin langka," jelas Profesor Berg.
Dibayar 7 dolar per jam
Mahasiswa Universitas Sydney asal China, Iris Yao, selama ini bekerja sambil kuliah untuk membantu meringankan beban orang tuanya.
"Orang tua saya bekerja keras untuk membayar uang sekolah dan biaya hidup saya di sini," kata Iris kepada Program 7.30 ABC.
"Saya merasa harus berbuat sesuatu untuk meringankan beban mereka," ujarnya.
Mahasiswa asing di Australia tetap menjadi sasaran eksploitasi dengan dibayar murah dan dilecehkan secara seksual
- Wombat Tertua di Dunia Berulang Tahun yang ke-35
- Pelatih Australia Beri Kesan Positif kepada Timnas U-23 Indonesia
- Pelaku Penikaman Masal di Sydney Disebut Tidak Mencurigakan
- Orang Utan Kalimantan Lahir di Kebun Binatang di Florida, Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 19 Orang Tewas Akibat Longsor di Tana Toraja
- Pemerintah Papua Nugini Mengerahkan Pasukan Militer ke Tambang Emas Porgera