Kisah Migran di Australia Bergelar S2 yang Kerja di Tempat Cuci Baju

Malis mengaku senang bisa memimpin tim di bagian menjahit, yang umumnya merupakan pekerja pendukung di perusahaan itu.
"Awalnya saya sedikit gugup, tapi ketika saya sudah menjalaninya, saya menyukai mereka dan mereka pun menyukai saya," katanya.
"Mereka membantu saya dan juga mendengarkan saya," tambah Malis.

Pekerja di bagian menjahit membuat pesanan tas khusus untuk hotel, panti jompo dan rumah sakit yang digunakan selama pandemi, untuk menampung cucian yang berpotensi terkontaminasi.
Tas khusus ini dirancang terbuka, sehingga bisa memasukkan pakaian kotor langsung ke dalam mesin cuci agar para pekerja tidak perlu menyentuhnya.
"Kita hanya perlu memasukkan semuanya di sana dan akan terbuka dengan sendirinya," kata Malis.
Menurut Michael pihaknya telah memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk meniti karirnya.
Meskipun memegang dua gelar master di bidang teknologi informasi, Manu Kaur kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di sektor tersebut
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan