Kisah Migran di Australia Bergelar S2 yang Kerja di Tempat Cuci Baju
Malis mengaku senang bisa memimpin tim di bagian menjahit, yang umumnya merupakan pekerja pendukung di perusahaan itu.
"Awalnya saya sedikit gugup, tapi ketika saya sudah menjalaninya, saya menyukai mereka dan mereka pun menyukai saya," katanya.
"Mereka membantu saya dan juga mendengarkan saya," tambah Malis.
Photo: Salah satu pekerja di 'Blueline Laundry' asal Kamboja, Malis Yunn. (ABC News: Selina Ross)
Pekerja di bagian menjahit membuat pesanan tas khusus untuk hotel, panti jompo dan rumah sakit yang digunakan selama pandemi, untuk menampung cucian yang berpotensi terkontaminasi.
Tas khusus ini dirancang terbuka, sehingga bisa memasukkan pakaian kotor langsung ke dalam mesin cuci agar para pekerja tidak perlu menyentuhnya.
"Kita hanya perlu memasukkan semuanya di sana dan akan terbuka dengan sendirinya," kata Malis.
Menurut Michael pihaknya telah memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk meniti karirnya.
Meskipun memegang dua gelar master di bidang teknologi informasi, Manu Kaur kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan di sektor tersebut
- Ini Motif Bule Australia Menganiaya Sopir Taksi di Bali
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Gadis 14 Tahun Dinobatkan sebagai Olahragawan Aksi Terbaik
- Dunia Hari Ini: Mahkamah Konstitusi Tolak Permohonan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar