Kisah Para Karyawan Merpati Setelah 3 Bulan Tanpa Gajian

Ada yang Tetap Santai, Ada yang Diusir Karena Tak Mampu Bayar Kos Lagi

Kisah Para Karyawan Merpati Setelah 3 Bulan Tanpa Gajian
Ketua Asosiasi Pilot Merpati (APM), Captain Sardjito dalam jumpa pers bersama para pilot dan pegawai Merpati Nusantara Airlines, beberapa waktu lalu. Foto: Yessy Artada/JPNN.Com

jpnn.com - Malang benar nasib pegawai PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Di tengah lilitan utang perseroan yang sudah mencapai Rp 7,3 triliun dan berhentinya operasional penerbangan, Merpati kini makin tak berdaya. Lantas bagaimana nasib para pegawainya?

Yessy Artada, Jakarta

BULAN ini genap tiga bulan ratusan pegawai Merpati belum menerima hak mereka seperti gaji, tunjangan hari raya tahun 2013 atau bahkan pesangon. Sebagian dari mereka ada yang sudah mencari tempat kerja baru untuk menghidupi keluarganya. Namun, tak sedikit pula karyawan yang masih bertahan. Beragam cara pun dilakukan para karyawan perusahaan BUMN itu demi menyambung hidup.

"Ya macem-macem, ada yang sampai jual harta bendanya. Kalau saya pakai uang tabungan, alhamdulillah masih ada sisa," kata Ketua Asosiasi Pilot Merpati (APM), Captain Sardjito saat ditemui JPNN beberapa waktu lalu.

Ditemui secara terpisah, salah satu pilot senior Merpati, M Fadjarudin mengatakan, dirinya sebenarnya sudah pensiun. Namun, pria 58 tahun itu mengaku mengantongi kontrak sebagai pilot bantuan. Sementara untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari selama belum digaji, ia membuka usaha catering kecil-kecilan.

"Saya menawarkan makanan-makanan yang dibantu dibuat oleh istri saya, lalu dijual ke sekolah cucu saya. Saya bawa ke situ untuk dijual. Ada juga yang telepon, SMS untuk membeli makanan dari saya. Jadi saya cari makan dari situ. Ya catering kecil-kecilan lah, jadi itu halal," kisahnya.

Meski begitu, ada kesulitan yang ia temui. Yakni ketika harus membiayai kuliah anak. Dia mengaku harus memutar otak untuk mendapatkan uang.

Sementara, pilot senior lainnya, Eman Supriatman mengaku tak mau dibuat stres dengan kondisi Merpati yang belum juga memberikan titik terang. Karenanya, dia lebih memilih untuk menikmati hidup sembari menunggu kejelasan nasib gajinya. Sehari-hari, pria yang sudah mengabdi di Merpati selama 35 tahun itu memilih memanfaatkan waktunya bersama keluarga.

Malang benar nasib pegawai PT Merpati Nusantara Airlines (MNA). Di tengah lilitan utang perseroan yang sudah mencapai Rp 7,3 triliun dan berhentinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News