Kisah Para TKI Ilegal di Arab Saudi yang Sengaja Menelantarkan Diri agar Dideportasi
Hidup Tak Pernah Kekurangan, Selalu Siap Uang Sogokan
Selasa, 15 Februari 2011 – 08:02 WIB
Siti tampak leluasa bercerita kepada Jawa Pos karena wawancara dilakukan ketika masa istirahat dan cukup jauh dari pengawasan petugas. Dia mengungkapkan, dirinya tidak percaya kepada para petugas karena khawatir uang hasil jerih payahnya itu disunat. Dia bahkan mengaku tidak membawa uang sepeser pun kepada petugas. "Alhamdulillah, saya tidak sempat telantar. Sehari menyerahkan diri ke kantor imigrasi dan langsung diangkut ke penampungan. Jadi, aman," ceritanya.
Menurut Siti, hampir semua yang dipulangkan pemerintah pada gelombang pertama tidak pernah berada di kolong Kandara (lokasi di Jeddah yang sering dijadikan jujukan para TKI yang telantar). Sebab, mayoritas adalah mereka yang menyerahkan diri ke KBRI dan menelantarkan diri di sekitar kantor perwakilan RI. Kebanyakan TKI yang ada di kolong Kandara belum mendapatkan exit permit atau izin untuk deportasi.
Siti mengatakan, pemulangan gratis seperti itu paling dicari TKI bonek seperti dirinya karena bisa menghemat biaya tiket pesawat yang harganya berkisar USD 410 atau sekitar Rp 4 juta. Kebanyakan TKI yang menyerahkan diri adalah mereka yang memang berniat pulang ke Indonesia. Sementara itu, mereka yang berada di kolong Kandara dan masuk kategori bermasalah harus menyelesaikan proses administrasi seperti gaji yang belum dibayar.
Siti menyatakan lebih senang berada di penampungan atau tarhil, yakni tahanan imigrasi milik pemerintah Arab Saudi. Di sana mereka mendapat fasilitas mirip hotel, yakni makan tiga kali sehari, AC, dan tentu air yang menyala 24 jam. Menurut dia, jika menggelandang di Kandara, air hanya dinyalakan ketika jam salat. Selain itu, keamanan tidak terjamin karena mereka harus tinggal berdampingan degan buruh migran asal Bangladesh dan India.
Pemerintah kemarin membawa pulang 303 WNI overstay (melebihi batas izin tinggal) yang dideportasi dari Arab Saudi. Hampir separo dari mereka adalah
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor