Kisah Pengikut Dimas Kanjeng, Setor Rp 200 Miliar, Dijanjikan Rp 18 Triliun
“Tapi dia tidak mau. Katanya harus ahli waris. Suami atau anak. Saya sempat paksa istriku untuk ke Probolinggo mengambilnya. Tetapi ia tidak mau, takut diguna-gunai lagi di sana. Apalagi, ada dugaan bahwa sakit Bunda juga dari sana,” jelasnya.
Fian sudah memperingatkan Najemiah saat baru akan menjadi santri Kanjeng.
Tetapi, sang mertua tidak mau mendengar. Satu kesempatan, Fian pun pernah diajak ke Padepokan Probolinggo.
Di sana, ia menyaksikan atraksi Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang mengeluarkan uang langsung dari tangannya.
Termasuk menyaksikan langsung gudang tempat Kanjeng menyimpan uang berpeti-peti.
“Kalau ibu (Muhyina Muin) dia tidak sempat gabung. Ia hanya sering mendampingi Bunda (Najemiah) ke sana,” lanjutnya.
Fian juga membeberkan, jika Najemiah semasa hidupnya setiap kali pulang dari Probolinggo, pasti membawa mata uang asing. Uang itu diberikan Kanjeng, setelah menerima rupiah dari Najemiah.
“Rupiah diganti mata uang asing dan nilainya lebih kecil. Misalnya uang Konyo, Vietnam, dan beberapa mata uang asing lain,” jelasnya.
BISNIS penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi terkuak setelah dia ditangkap dalam kasus pembunuhan. Satu demi satu korban penipuan si Dimas
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor