Kisah Pengikut Dimas Kanjeng, Setor Rp 200 Miliar, Dijanjikan Rp 18 Triliun
Saat Najemiah meninggal dunia, mata uang itu sempat dibagi-bagi oleh pihak keluarga. Fian sempat mengamankan satu brangkas.
“Saya masih simpan uang itu. Nanti setelah balik dari Jakarta, saya perlihatkan,” janjinya.
Pascameninggalnya Nejemiah, para santri Dimas Kanjeng di bawah kepemimpinan Nejemiah tidak pernah lagi menggelar pengajian rutin.
Padahal, saat masih hidup, rumah Najemiah rutin menjadi tempat pengajian setiap Kamis malam (malam Jumat).
Saat ini pun, santri Kanjeng dibawah kepemimpinan Najemiah sedang berada di Probolinggo. Jumlahnya ada 100 orang.
Tujuan mereka ke sana untuk menagih pencairan uang yang dijanjikan. Padahal Dimas Kanjeng sudah ditahan.
“Padahal saya sudah larang. Tidak ada gunanya lagi. Saya masih sempat komunikasi dengan mereka setelah penangkapan Kanjeng," terang Fian.
FAJAR (Jawa Pos Group) sempat menyambangi rumah almarhum Najemiah, kemarin.
Di rumah besar berlantai dua itu, sepi aktivitas. Pertama kali datang, pagar tertutup rapat. Tidak ada orang yang beraktivitas di sana.
BISNIS penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi terkuak setelah dia ditangkap dalam kasus pembunuhan. Satu demi satu korban penipuan si Dimas
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor