Kisah Pengikut Dimas Kanjeng, Setor Rp 200 Miliar, Dijanjikan Rp 18 Triliun
Sejak menjadi pengikut Kanjeng, posisi Najemiah di Pedepokan Dimas di Probalinggo, cukup disegani.
Saat masih hidup, ketika ada pertemuan, dia selalu diberikan posisi duduk di samping Kanjeng. Ia bahkan sudah dianggap sebagai orang tua Kanjeng. Panggilannya “Bunda”.
“Saya pernah bertemu langsung dengan perwakilan Kanjeng di Hotel Merlin Jakarta beberapa bulan lalu. Namanya Abah. Bunda (Najemiah) sudah meninggal waktu itu,” tutur Fian.
“Waktu itu, rencananya dilakukan pengisian saldo atau istilahnya pembagian uang. Katanya, Bunda akan mendapatkan Rp 18 triliun. Tetapi kita disuruh sabar dan sampai saat ini tidak ada,” lanjut suami putri Najemiah, Muhyina Muin itu.
Ketika itu, Fian juga mengklarifikasi langsung soal setoran Najemiah yang mencapai Rp200 miliar. Abah membantah. Ia katakan, hanya Rp 45 miliar.
Namun, Fian tak percaya. Sebab ia sudah mendapat pengakuan pengusaha yang membeli tanah mertuanya. Memang, nilainya sekira Rp 200 miliar.
Fian yang sejak dulu tidak percaya dengan praktek penggandaan uang oleh Kanjeng, langsung meminta uang yang disetor dikembalikan. Katanya, dia tidak perlu Rp18 triliun.
Jika pihak Kanjeng mengaku hanya Rp45 miliar, Fian cuma minta Rp40 miliar dikembalikan. Sisanya Rp5 miliar, pihak keluarga sudah ikhlaskan.
BISNIS penggandaan uang Dimas Kanjeng Taat Pribadi terkuak setelah dia ditangkap dalam kasus pembunuhan. Satu demi satu korban penipuan si Dimas
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor