Kisah Penyandang Disabilitas, Melukis Asa di Selembar Mori Putih

Kisah Penyandang Disabilitas, Melukis Asa di Selembar Mori Putih
Pramujito, penyandang tunagrahita melukis untuk batik. Foto : Fathan Sinaga/JPNN

Suasana aktivitas kreasi anak disabilitas. Foto : Fathan Sinaga/JPNN

Setiap batik hasil karya anak-anak asuh biasa dipamerkan di yayasan mereka. Satu helai kain 2,5 meter dibeli sekitar Rp 300 ribu. Pembelinya pun variatif. Pendatang maupun sengaja memesan langsung.

Permasalahan mendasar bagi anak-anak penyandang disabilitas adalah masalah kepercayaan diri dan kemandirian. Perlu program penanganan khusus bagi anak tumbuh kembang agar mandiri.

Contohnya seperti membatik. Aktivitas ini bisa mendorong anak-anak punya keahlian. Dengan kata lain mereka juga punya penghasilan sehingga bisa mandiri.

"Kami ada pelatihan pembuatan ecoprint, batik ciprat, batik jumputan, batik shibori, melukis dan merangkai bunga. Kami ingin mendorong mereka untuk mandiri," kata Ketua YSI Pusat Noes Sritantri. (tan/jpnn)

 

Yayasan Sayap Ibu membantu para penyandang disabilitas untuk belajar mandiri dengan memasarkan hasil karya seni mereka di akun Instagram.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News