Kisah Purel di Tempat Karaoke Plus-plus, Dua Jenis Tarian Bertarif Mahal

Kisah Purel di Tempat Karaoke Plus-plus, Dua Jenis Tarian Bertarif Mahal
PSK. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - Bunga, bukan nama sebenarnya, adalah seorang karyawan salon. Suatu hari, di awal 2004, dia mendapat seorang pelanggan. Seorang perempuan, yang dari penampilannya, terlihat dari kalangan menengah atas.

Benar saja, perempuan tersebut ternyata adalah bos di satu rumah karaoke di wilayah Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Saat itu dia tengah hunting perempuan yang bersedia jadi pemandu lagu alias purel.

Di tengah-tengah proses perawatan rambut yang dia lakukan, si pelanggan tiba-tiba menawarinya pekerjaan. “Orangnya mungkin tertarik dengan tampilan fisik saya,” duga Bunga.

Bunga langsung tertarik dengan tawaran itu. Gaji yang ditawarkan besar. Jauh bila dibandingkan dengan gajinya sebagai pekerja salon saat itu.

Tapi, perempuan itu tak menyebut jenis pekerjaan yang harus dikerjakan Bunga. “Dia bilang pokoknya saya mau ikut, hidup dua anak saya akan terjamin,” ujarnya mengingat ucapan sang bos.

Baru ketika tiba di tempat kerja baru barulah sang bos menjelaskan. Sang bos mengatakan kalau dia harus menyanyi.

“Bayangan saya waktu itu menyanyi di panggung. Eh, ternyata jadi purel,” ujar Bunga, dengan senyum mengembang.

Itulah awal dia terjun di dunia ‘hiburan’. Kemudian menjadi tahu seluk-beluk prostitusi yang berkedok karaoke. Dia mengaku menjalani pekerjaan itu karena terdesak kebutuhan hidup.

Bunga, bukan nama sebenarnya, adalah seorang karyawan salon. Suatu hari, di awal 2004, dia mendapat seorang pelanggan. Seorang perempuan, yang dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News